Ilustrasi sepasang pengun Afrika. (Sumber) |
Bulan Maret 2002, Aquarium New York di Pulau Conley, Brooklyn, AS. Di antara aquarium-aquarium raksasa yang terdapat di dalam kompleks aquarium itu terdapat suatu ruangan besar yang dibatasi kaca dengan kondisi berbatu-batu serta air di dekatnya. Bukan tanpa alasan ruangan tersebut dibuat mirip seperti itu. Tempat tersebut merupakan kandang bagi penguin-penguin kecil yang berasal dari Afrika.
Sebelum bicara lebih jauh, kita bicara dulu sedikit soal penguin Afrika. Penguin Afrika (Spheniscus demersus) - sesuai namanya - berasal dari Afrika, tepatnya wilayah pantai Afrika Selatan yang berbatu-batu. Mereka berukuran relatif kecil dengan tinggi rata-rata sekitar 70 cm & berat 5 kg.
Ciri fisik utama mereka adalah corak hitam di wajah & dada mereka. Saat ini mereka dianggap sebagai salah satu spesies penguin yang terancam punah karena populasinya yang merosot akibat pengambilan telur oleh manusia yang tidak terkontrol & pencemaran laut sehingga sekarang mereka dimasukkan sebagai spesies yang dilindungi.
Oke, sekarang kembali ke kebun binatang di New York. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, ruangan besar tersebut merupakan kandang bagi penguin-penguin Afrika yang ditangkarkan di sana untuk keperluan pelestarian maupun atraksi bagi para pengunjung.
Di antara gerombolan penguin Afrika itulah, ada sepasang penguin yang menarik perhatian, namanya Wendell & Cass. Secara sepintas, mereka tidak ada bedanya dengan penguin-penguin Afrika yang lain. Mereka kelihatan normal & jika dilihat lebih lanjut, tampak seperti pasangan kawin karena mereka selalu terlihat bersama.
Penjaga kandang penguin-penguin Afrika tersebut sudah lama mengamati perilaku kedua penguin tersebut & hanya mengira mereka adalah pasangan jodoh biasa. Namun seiring waktu, penjaga kandang mereka mulai menemukan kejanggalan seperti fakta bahwa dalam identifikasi penguin Afrika, penguin betina berukuran sedikit lebih besar daripada yang jantan, namun Wendell & Cass berukuran serupa.
Tes darah yang dilakukan akhirnya benar-benar menunjukkan bahwa Wendell & Cass sama-sama jantan. Oh ya, untuk yang belum tahu, cara paling akurat untuk menentukan jenis kelamin penguin adalah melalui tes darah.
Kejanggalan soal Wendell & Cass belum sebatas sampai di situ. Masih menurut penjaga kandang mereka, Wendell & Cass juga membuat sarang sendiri. Mereka bahkan melakukan percintaan seperti yang dilakukan oleh pasangan penguin normal. Aktivitas homoseksual mereka tersebut sudah terjadi sejak 6 tahun yang lalu ketika berita ini pertama kali turun (sekitar tahun 1996).
Bedanya, mereka tidak menghasilkan telur dari aktivitas percintaan mereka karena... anda tahu kenapa. Dan sedikit info lagi soal kedua penguin itu. Cass cenderung lebih agresif & maskulin, sementara Wendell cenderung lebih penakut & waspada.
Well, that's all. Cukup menarik bukan mengetahui bahwa di dunia ini ternyata ada perilaku seunik mereka berdua? Hal yang cukup mengherankan soal homoseksualitas pada hewan adalah walaupun tidak biasa, kasus homoseksualitas pada hewan bukanlah hal yang jarang ditemui di alam. Menurut Bruce Bagemihl dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1999, ada sekitar 1.500 kasus homoseksualitas pada binatang yang melibatkan aneka hewan.
Mulai dari jerapah, singa, hingga capung. Khusus untuk penguin, kasus Wendell & Cass bukanlah satu-satunya kasus penguin gay dalam penangkaran. Tahun 2004 juga ditemukan kasus homoseksual pada pasangan penguin Roy & Silo di Central Park Zoo, New York. Kedua pasangan itu bahkan sekarang memiliki "anak angkat" setelah mereka diberikan telur untuk diadopsi. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI PENGUIN AFRIKA
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Sphenisciformes
Famili : Spheniscidae
Genus : Spheniscus
Spesies : Spheniscus demersus (Linnaeus, 1758)
REFERENSI
The Emperor Penguin : Aptenodytes forsteri - Gay Penguins
Wikipedia - African penguin
Wikipedia - Animal homosexuality
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Di dunia hewan, ternyata mengenal juga istilah homoseksual.
BalasHapusBelum pernah ada yg melakukan penelitian soal ini yah? Kali mereka punya kelainan fungsi penciumannya atau apa gt.. wkwkwkwk *ngasal*
terimakasih banyak mas
BalasHapuslink republik tawon juga udah terpajang