Seekor ubur-ubur Nomura beserta seorang penyelam di sampingnya. (Sumber) |
Semua orang pasti tahu yang namanya ubur-ubur. Ya, hewan air ini mudah dikenali dengan melihat bentuknya yang menyerupai tudung & adanya tentakel di bawah tubuhnya. Selain karena bentuknya yang khas, ubur-ubur juga terkenal karena mereka menghasilkan racun yang efeknya bervariasi pada manusia. Mulai dari yang hanya sebatas menimbulkan rasa gatal hingga ada yang bisa menyebabkan kematian!
Di dunia ini ada ribuan spesies ubur-ubur yang sudah diketahui manusia. Dari sekian banyak ubur-ubur tersebut, salah satu jenis ubur-ubur yang belakangan mulai menyita perhatian manusia adalah ubur-ubur Nomura. Ubur-ubur Nomura (Nomura's jelyfish; Nemopilema nomurai) yang kerap juga disebut ubur-ubur raksasa Nomura adalah sejenis ubur-ubur yang hanya ditemukan di lepas pantai Asia timur - Cina, Korea, & Jepang.
Nama "Nomura" pada ubur-ubur ini diberikan untuk menghormati Kanichi Nomura, direktur jenderal Stasiun Eksperimen Perikanan Prefektur Fukui yang pada tahun 1921 mengirimkan spesimen ubur-ubur Nomura ke Kamakichi Kishinouye, seorang peneliti hewan-hewan laut yang kelak berhasil mengidentifikasi ubur-ubur Nomura & menentukan klasifikasi ilmiahnya di tahun 1922. Di Jepang sebagai salah satu habitat aslinya, ubur-ubur Nomura juga dikenal dengan nama umum "echizen kurage".
Ubur-ubur Nomura begitu menyita perhatian manusia karena ukurannya yang luar biasa besar bila dibandingkan dengan ubur-ubur pada umumnya. Ubur-ubur Nomura bisa tumbuh hingga diameter 2 m & berat 200 kg sehinga ubur-ubur inipun disebut-sebut sebagai salah satu ubur-ubur terbesar di dunia!
Selain ubur-ubur Nomura, spesies ubur-ubur lain yang juga disebut-sebut sebagai ubur-ubur terbesar di dunia adalah ubur-ubur rambut singa (lion's mane jellyfish; Cyanea capillata) yang panjang tentakelnya bisa mencapai 30 m lebih & ubur-ubur laut dalam Stygiomedusa gigantea yang memiliki diameter badan 1 m lebih serta panjang tentakel 6 m.
RAKSASA BERBISA YANG TUMBUH DARI POLIP MINI
Secara fisik, selain ukurannya yang besar, ubur-ubur Nomura pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan ubur-ubur pada umumnya. Sekitar 94 % bahan penyusun tubuhnya adalah air. Bagian atas tubuhnya berbentuk seperti tudung atau bel penyelam yang warnanya kelabu. Di bagian bawahnya terdapat mulut yang sekaligus juga merupakan anusnya.
Di sekeliling mulutnya, terdapat tentakel-tentakel berbentuk rambut tipis berwarna pink kecoklatan yang beracun. Untuk bergerak, ubur-ubur akan mengembang kempiskan bagian bawah tudungnya sehingga tercipta semacam dorongan air. Dan sedikit tambahan, ubur-ubur Nomura juga tidak memiliki otak & organ pernapasan.
Foto lain yang menampilkan ubur- ubur Nomura & penyelam. (Sumber) |
Layaknya ubur-ubur lain, ubur-ubur Nomura juga menghasilkan racun atau bisa untuk membantunya berburu secara pasif. Racunnya berasal dari sel-sel khusus bernama knidosis (cnidocyte) yang terdapat di bagian tentakel ubur-ubur. Begitu ada hewan yang menyentuh tentakel beracun tersebut, hewan yang bersangkutan akan langsung lumpuh sehingga bisa dimakan oleh sang ubur-ubur.
Metode berburu macam ini utamanya efektif di perairan keruh & di malam hari karena pada kedua kondisi tersebut, mangsa dari ubur-ubur Nomura sulit melihat dengan jelas & lebih mudah terjerat oleh "jebakan beracun" dari tentakel ubur-ubur. Mangsa dari ubur-ubur Nomura sendiri mencakup plankton, ikan, Crustacea, & hewan laut lainnya.
Ubur-ubur Nomura mengalami 2 macam wujud dalam siklus hidupnya : wujud polip & wujud medusa. Wujud polip adalah periode di mana ubur-ubur memiliki bentuk seperti tabung bertentakel & hidup menempel di dasar laut, sementara wujud medusa adalah periode di mana ubur-ubur memiliki bentuk seperti tudung & hidup melayang di air.
Siklus hidup dari ubur-ubur Nomura dimulai ketika indukan melepaskan telur & sperma ke laut lepas yang kemudian menyatu menjadi larva planula. Planula kemudian menempel di dasar laut & berubah menjadi polip yang ukuran awalnya hanya beberapa milimeter. Polip ubur-ubur selanjutnya bisa "memilih" menjalani 2 macam alur kehidupan : tetap menjadi polip atau menuju fase pembentukan medusa ubur-ubur.
Gambar ilustrasi yang menampilkan siklus hidup ubur-ubur. (Sumber) |
Bila pilihan kedua yang dijalani oleh sang polip, maka polip akan mulai menumbuhkan strobila. Strobila adalah ruas-ruas pada tubuh polip di mana strobila yang terletak paling atas akan lepas dari tubuh polip bila kondisi lingkungannya mendukung. Strobila yang lepas dari tubuh polip dikenal sebagai efira (ephyra) & memiliki cara hidup melayang-layang seperti planton atau ubur-ubur dewasa.
Di fase efira inilah, wujud medusa alias periode hidup melayang dari siklus hidup ubur-ubur Nomura dimulai. Efira selanjutnya akan mulai menumbuhkan tentakel-tentakel tipis & mengalami perubahan bentuk hingga akhirnya memiliki bentuk menyerupai ubur-ubur. Ubur-ubur Nomura yang bersangkutan selanjutnya akan terus tumbuh & mulai memasuki fase kematangan seksual 3 - 4 bulan kemudian.
KETIKA SANG RAKSASA MENGINVASI SAMUDRA!
Sejak permulaan dekade 2000-an, ubur-ubur Nomura semakin sering terlihat di lepas pantai Jepang & Korea. Walaupun di satu sisi kemunculan mereka bisa menjadi pemandangan menghibur, di sisi lain kemunculan mereka yang semakin sering juga merugikan industri penangkapan ikan setempat. Penyebabnya tidak lain karena ubur-ubur Nomura kerap membunuh ikan-ikan yang ada di lokasi penangkapan ikan sehingga mengurangi hasil tangkapan nelayan.
Tak hanya itu, bila mereka tertangkap dalam jumlah besar di jala atau pukat (trawl), mereka bisa merusak jala & meracuni ikan-ikan yang kebetulan ada di dalam jala. Sengatan racun dari ubur-ubur Nomura juga bisa membahayakan nelayan yang tak sengaja tersentuh oleh tentakelnya.
Para ahli mengajukan beberapa teori mengenai fenomena ledakan populasi (blooming) ubur-ubur Nomura. Salah satu teori yang diajukan adalah meningkatnya populasi ubur-ubur Nomura dalam 10 tahun terakhir mungkin ada kaitannya dengan perubahan iklim & perubahan karakteristik perairan setempat.
Curah hujan berlebih yang menimpa Sungai Yangtze, Cina, membuat air yang keluar dari Sungai Yangtze menjadi lebih banyak dari biasanya & kemudian menghanyutkan sejumlah besar ubur-ubur Nomura muda di dekat muara Sungai Yangtze ke arah perairan Korea & Jepang. Saat musim panas tiba & suhu air laut menghangat, kawanan ubur-ubur tersebut mulai berkembang biak dengan cepat sehingga populasinya di perairan Korea & Jepang pun meningkat tajam.
Gerombolan ubur-ubur Nomura yang memadati jaring nelayan. (Sumber) |
Teori lain yang diajukan oleh para ahli mengenai "invasi ubur-ubur Nomura" adalah karena aktivitas perikanan yang berlebihan (overfishing). Sedikit info, beberapa hewan yang diketahui memakan ubur-ubur Nomura adalah penyu belimbing, ikan matahari, ikan tuna, & ikan pedang di mana 2 nama terakhir belakangan ini populasinya semakin menurun akibat kegiatan penangkapan berlebihan.
Akibatnya sudah bisa ditebak. Ketika jumlah musuhnya berkurang, ubur-ubur Nomura pun bisa berkembang biak lebih melimpah dari biasanya & lantas mulai "meneror" perairan-perairan yang disinggahinya. Secara tidak langsung, fenomena ubur-ubur Nomura ini menunjukkan bahwa kalau manusia mulai mengeksploitasi alam secara berlebihan, maka cepat atau lambat manusia bakal menanggung sendiri akibatnya. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Rhizostomae
Famili : Stomolophidae
Genus : Nemopilema
Spesies : Nemopilema nomurai (Kishinouye, 1922)
REFERENSI
Cyber Diver News Network - Giant jellyfish sink Japanese trawler
Pioneer Union Elementary School District - Nemopilema nomurai
Wikipedia - Jellyfish
Wikipedia - Nomura's jellyfish
M. Kawahara, dkk.. 2006. "Unusual Population ... Asia Waters". (file PDF)
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Great post.
BalasHapusTerimakasih informasinya
BalasHapus