Seekor kumbang badak Jepang di atas tangan manusia. (natural-japan.net)

Kumbang badak Jepang (Japanese rhinoceros beetle; Allomyrina dichotoma) adalah salah satu spesies kumbang paling unik yang pernah dikenal oleh manusia. Keunikan utamanya jelas bisa dilihat pada bagian kepalanya yang memiliki sepasang tanduk besar & aneh.

Posisi dari tanduk depannya yang menyerupai cula badak & tubuhnya yang diselubungi oleh cangkang keras lantas membuat serangga ini oleh manusia dijuluki sebagai "kumbang badak". Dan karena bentuknya yang unik pula, kumbang ini kerap dijadikan hewan peliharaan oleh manusia.

Kumbang badak Jepang adalah hewan nokturnal yang berarti mereka keluar beraktivitas di malam hari, sementara di siang hari mereka lebih banyak bersembunyi di bawah material-material tumbuhan. Tidak seperti penampilannya yang menyeramkan, kumbang badak sama sekali tidak berbahaya bagi manusia & mereka hanya makan getah tumbuhan yang manis, misalnya getah pohon oak.

Habitat dari kumbang badak Jepang sendiri sebenarnya tidak cuma terbatas di Jepang. Kumbang ini aslinya juga dapat ditemukan di daerah-daerah lain di Asia Timur seperti di Cina, Korea, & Pulau Formosa (Taiwan).

Sepasang kumbang badak jantan yang sedang bertarung.

Keunikan dari kumbang badak Jepang tidak hanya sebatas pada penampilan fisiknya. Kumbang sepanjang 6 cm ini juga memiliki kekuatan yang luar biasa untuk hewan seukurannya.

Berdasarkan pengamatan, kumbang badak diketahui sanggup menarik & mengangkat benda yang beratnya mencapai 850 kali berat tubuhnya. Sebagai perumpaan, jika ada orang yang memiliki kekuatan setara kumbang badak, maka orang yang bersangkutan bisa mengangkat sebuah tank yang beratnya mencapai puluhan ton!



MAKHLUK BERTANDUK YANG DOYAN BERTARUNG

Tadi sudah disinggung kalau kumbang badak Jepang mudah dikenali dengan melihat tanduknya. Namun sebenarnya, kumbang badak Jepang bukanlah satu-satunya jenis kumbang yang memiliki tanduk besar & berbentuk aneh di kepalanya.

Ada sekitar 300 spesies kumbang bertanduk yang diketahui manusia & semuanya digolongkan ke dalam subfamili Dynastinae. Dan khusus untuk spesies kumbang badak Jepang, tanduknya ada 2 buah di mana tanduk belakangnya lebih kecil & lebih pendek ketimbang tanduk depannya.

Kumbang badak betina.

Hanya kumbang jantan yang memiliki tanduk besar di kepalanya. Fungsi utama dari tanduk itu sendiri adalah untuk bertarung melawan kumbang jantan lainnya saat memperebutkan betina & getah pohon kekuasaan. Bagaimana cara kumbang badak bertarung & mengalahkan lawannya? Bagian pangkal dari tanduk depan kumbang badak memiliki semacam engsel sehingga tanduk depannya bisa digerakkan.

Ketika bertarung, kumbang badak akan berusaha menyusupkan tanduk bagian depannya ke bawah tubuh lawannya, lalu kemudian mengangkatnya ke atas sehingga lawannya pun terguling & jatuh dari batang pohon tempat keduanya bertarung.

Beberapa kumbang badak jantan yang berukuran lebih kecil telah mengembangkan trik khusus untuk mendapatkan betina & getah pohon tanpa perlu bertarung. Saat matahari baru terbenam, kumbang badak jantan akan keluar beraktivitas lebih awal & mulai mencari getah pohon yang masih belum dikuasai kumbang lain.

Begitu menemukan getah pohon yang diinginkanya, si kumbang jantan akan menunggu di sana hingga ada kumbang betina yang datang. Pejantan lalu kawin dengan betina, kemudian cepat-cepat pergi meninggalkan getah pohon tersebut menjelang tengah malam - waktu di mana pejantan yang ukurannya lebih besar biasanya mulai aktif.



LARVA PENGGEMAR SISA-SISA TUMBUHAN

Layaknya spesies kumbang yang lain, kumbang badak juga mengalami metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya. Ada 4 fase metamorfosis yang dijalani oleh kumbang badak : fase telur, larva, kepompong, & dewasa. Kumbang betina yang sudah melakukan perkawinan akan mengeluarkan telur-telurnya di tanah yang permukaannya dipenuhi oleh sisa-sisa tumbuhan semisal kayu yang membusuk, lalu mati.

Telur tersebut kemudian akan menetas menjadi larva yang bentuknya mirip ulat berwarna pucat, namun memiliki 3 pasang kaki di bagian depan tubuhnya. Larva kumbang badak hidup dengan memakan sisa-sisa material tumbuhan tersebut.

Seiring pertumbuhannya, larva dari kumbang badak akan bertambah besar & beberapa kali melakukan pergantian kulit. Tidak lama setelah sang larva mencapai tahapan pergantian kulit terakhir, ia akan menggali liang di tanah & berubah menjadi kepompong.

Larva kumbang badak. (ElHeineken / wikimedia.org)

Kepompong dari kumbang badak memiliki bentuk menyerupai kumbang dewasa yang berwarna kemerahan, sehingga dari wujud kepompongnya bisa dilihat, apakah kelak kumbang yang keluar dari kepompong tersebut adalah kumbang jantan atau kumbang betina. Setelah menjalani fase kepompong yang bisa memakan waktu beberapa hari, kulit dari kepompong tersebut akan pecah & kumbang dewasa pun akan muncul dari baliknya.

Kumbang yang baru keluar dari kepompong bagian sayap depannya masih berwarna pucat, pertanda kalau sayap depannya masih rapuh. Oleh karena itulah kumbang yang bersangkutan akan berdiam sejenak hingga sayapnya sudah mengeras, baru kemudian keluar ke permukaan tanah untuk mulai beraktivitas. Kumbang badak adalah hewan berumur pendek & umurnya biasanya tidak lebih dari setahun.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Subfamili : Dynastinae
Genus : Allomyrina
Spesies : Allomyrina dichotoma / Trypoxylus dichotomus (Linnaeus, 1758)



REFERENSI

 - . 1996. "Hamparan Dunia Ilmu Time-Life : Perilaku Binatang". PT Tira Pustaka, Jakarta.

Animal Corner. "Rhinoceros Beetle".
(www.animalcorner.co.uk/insects/beetles/beetle_rhino.html)

Fredrick, H.. 2011. "Japanese Rhino Beetle Facts".
(www.ehow.com/info_8712385_japanese-rhino-beetle.html)

Oda, H.. 1996. "Seri Misteri Alam 13 : Kumbang". PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Wikipedia. "Dynastinae".
(en.wikipedia.org/wiki/Dynastinae)