(Sumber) |
Salamander adalah sebutan untuk hewan yang berbentuk menyerupai kadal, namun sebenarnya bukan kadal. Bingung? Well, jika salamander dikategorikan sebagai hewan amfibi, maka kadal dikategorikan sebagai reptil. Dasar penggolongan salamander sebagai amfibi adalah karena salamander mengalami metamorfosis dalam siklus hidupnya, tidak memiliki sisik, & memiliki kulit yang lembab serta bisa digunakan untuk bernapas.
Ada begitu banyak spesies salamander yang sudah diketahui oleh manusia. Namun sesuai dengan judulnya, artikel kali ini akan fokus membahas soal salamander raksasa Cina (Chinese giant salamander; Andrias davidianus). Spesies salamander sekaligus spesies amfibi terbesar di dunia. Predikat "terbesar" yang disematkan untuk hewan yang bersangkutan bukanlah predikat tanpa dasar karena salamander raksasa Cina bisa tumbuh hingga ukuran maksimal 1,8 m!
Sebagai salah satu spesies salamander, sudah barang tentu salamander raksasa Cina memiliki fisik yang secara garis besar serupa dengan fisik kadal & salamander lainnya. Tubuhnya memiliki 4 buah kaki dengan tubuh yang memanjang. Salamander raksasa Cina juga memiliki ciri-ciri fisik yang khas berupa tubuh yang berbentuk pipih jika dilihat dari samping, kepala berbentuk bundar lonjong, serta kulit yang berwarna cokelat / hijau gelap dengan corak hitam.
Bandingkan ukuran salamander ini dengan ukuran manusia. (Sumber) |
Sesuai dengan namanya, salamander raksasa Cina hanya ditemukan di wilayah Cina. Tepatnya di kawasan Sungai Yangtze, Kuning, & Mutiara yang terletak di Cina tengah & selatan dengan lokasi ketinggian maksimal 1.500 m di atas permukaan laut. Perairan yang dihuni oleh salamander raksasa Cina memiliki karakteristik umum berupa adanya aliran air deras yang bersuhu dingin & dasar perairan yang berbatu-batu. Salamander raksasa Cina adalah hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal) & bersembunyi dalam cekungan yang terletak di dasar perairan pada siang hari.
Salamander raksasa Cina adalah hewan karnivora yang pada dasarnya mau memakan hewan apapun selama hewan calon mangsanya berukuran tidak terlalu besar & sesuai dengan ukuran mulutnya. Itulah sebabnya salamander raksasa Cina memiliki pilihan makanan yang amat bervariasi. Mulai dari serangga, udang, ikan, katak, reptil, bangkai hewan, & bahkan salamander lain yang berukuran lebih kecil. Karena salamander raksasa Cina tidak memiliki indra penglihatan yang baik, hewan yang bersangkutan mengandalkan indra pencium & perabanya untuk menemukan posisi mangsa.
BERTARUNG DEMI GENERASI PENERUS
Musim kawin dari salamander raksasa Cina terjadi antara bulan Agustus hingga September. Ketika musim kawin tiba, ratusan ekor salamander raksasa Cina bisa ditemukan menggerombol di tempat yang sama. Ketika salah satu pejantan menemukan lubang / cekungan yang dianggap cocok untuk digunakan sebagai sarang, pejantan akan menempatinya & mencoba mempertahankannya mati-matian dari pejantan lain yang juga tertarik akan lubang tersebut. Tidak jarang ada pejantan yang mati akibat terluka parah dalam persaingan mendapatkan lubang sarang.
Jika pejantan berhasil mempertahankan lubang sarang miliknya, betina akan memasuki lubang tersebut untuk bertelur di dalamnya. Jumlah telur yang dikeluarkan betina bisa mencapai 500 butir & memiliki bentuk seperti untaian manik-manik. Sesudah bertelur, betina pergi meninggalkan lubang, lalu pejantan membuahi telur-telur tadi dengan spermanya & menjaganya hingga menetas. Telur dari salamander raksasa Cina memerlukan waktu antara 12 - 15 minggu untuk menetas.
Salamander raksasa Cina yang berwarna kuning pucat akibat kekurangan pigmen (albinisme). (Sumber) |
Larva salamander raksasa Cina yang baru menetas hanya berukuran 3 cm & memiliki bentuk yang serupa dengan salamander dewasa. Seperti halnya larva hewan amfibi yang lain, larva salamander raksasa Cina bernapas dengan insang. Seiring berjalannya waktu, insang tersebut secara berangsur-angsur akan menghilang & sistem pernapasan selanjutnya digantikan oleh kulit serta paru-paru. Salamander raksasa Cina adalah hewan yang berumur panjang & diketahui bisa hidup hingga usia 52 tahun dalam tangkapan.
Penduduk Cina menganggap daging salamander raksasa Cina sebagai makanan yang lezat. Sebagai akibatnya, hewan ini pun banyak diburu sehingga populasinya menurun tajam. Selain akibat perburuan, populasi salamander raksasa Cina di alam liar juga terancam oleh pengrusakan habitat, pencemaran lingkungan, & berkurangnya debit air dalam perairan habitatnya. Untuk mencegah kepunahan salamander raksasa Cina, beberapa daerah yang menjadi habitat asli hewan ini sudah ditetapkan sebagai cagar alam & kegiatan budidaya hewan ini sudah mulai diusahakan. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Caudata
Famili : Cryptobranchidae
Genus : Andrias
Spesies : Andrias davidianus
REFERENSI
AmphibiaWeb - Andrias davidianus
ARKive - Chinese giant salamander videos, photos, and facts
eHow - What Do Chinese Giant Salamanders Eat?
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
orang cina tuh gitu tuh, hewan apa ajaaaa dim akan ><
BalasHapusuntung komodo ngga hidup di cina..
saya pernah dengar suara na ikan itu kyk suara tanggisan bayi..
BalasHapusSerem ih hewannya
BalasHapusTapi kalo yang corak bagus juga ya, jadi pengen piara.
BalasHapusSalamender itu beracun gag si...(korban film naruto)
BalasHapusterimakasih sangat membantu buat bikin laporan herpet, thanks a lot
BalasHapusSalam...sy ngak tahu sblm ini tentang kewujudan habitat salamander ini..
BalasHapus