CARI

Zilla, Saudara Godzilla Buatan Industri Film AS



(Sumber)

Oke, 1 lagi artikel yang isinya berkaitan dengan Godzilla. Seperti yang para pengunjung sekalian tahu, Godzilla aslinya adalah produk fiktif buatan industri film Jepang. Namun popularitas tinggi yang diraih Godzilla lantas menarik minat industri film Amerika Serikat (AS) untuk membuat film Godzilla versi mereka. Total, ada 2 film Godzilla buatan perusahaan-perusahaan film AS, yaitu film yang dirilis pada tahun 1998 & film yang dirilis pada tahun 2014. Nah, artikel kali ini akan membahas Godzilla di film yang pertama. Atau yang juga dikenal dengan nama lain "Zilla".

Zilla adalah nama yang diberikan untuk monster reptil raksasa yang muncul pada film "Godzilla" keluaran tahun 1998. Nama "Zilla" diberikan oleh Toho selaku pemilik hak cipta Godzilla versi Jepang sebagai akibat dari gencarnya penolakan yang disuarakan fans Godzilla versi Jepang terhadap sosok Godzilla di film yang bersangkutan.

Respon yang wajar kalau melihat begitu mencoloknya perbedaan antara Zilla dengan Godzilla versi Jepang. Jika Zilla bertubuh ramping & berperilaku layaknya hewan liar biasa, maka Godzilla memiliki postur yang lebih tegak & tingkat kecerdasan yang menyerupai tingkat kecerdasan manusia.

Zilla sebelumnya juga dikenal dengan nama "Godzilla Amerika" untuk membedakannya dari Godzilla versi orisinal yang notabene dibuat oleh perusahaan film Jepang. Namun karena pada tahun 2014 ini muncul lagi film Godzilla yang digarap oleh perusahaan film Legendary Pictures yang juga berbasis di AS, muncul nama alternatif lain untuk Zilla seperti "Godzilla Emmerich" (nama sutradara dari film Godzilla tahun 1998) serta "Godzilla TriStar" (nama perusahaan pembuat film Godzilla tahun 1998). Dan di luar semua respon negatif yang diterimanya, Zilla tetap kurang pantas disebut sebagai produk yang gagal total karena kenyataannya, Zilla tetap memiliki popularitas mendunia & basis penggemarnya sendiri.


Godzilla versi orisinal / versi Jepang. (Sumber)


SEJARAH

Godzilla
pertama kali dibuat oleh perusahaan film Toho yang berbasis di Jepang pada tahun 1954. Seiring berjalannya waktu, Toho juga memproduksi film-film Godzilla lainnya di mana Godzilla ditampilkan terlibat pertarungan melawan monster-monster raksasa lainnya. Banyaknya film bertema Godzilla lantas membuat Godzilla menjadi salah satu ikon penting dalam industri hiburan modern Jepang. Tingginya popularitas & pendapatan finansial yang sudah diraih oleh film-film Godzilla lantas menarik minat industri film Hollywood yang berbasis di AS untuk mengadaptasi kisah Godzilla.

Tahun 1992, TriStar Pictures berhasil mendapatkan hak resmi dari Toho untuk membuat ulang film Godzilla. Awalnya TsiStar menunjuk Jan De Bont sebagai sutradara film Godzilla. Namun setelah TriStar menolak keinginan De Bont yang meminta biaya produksi sebesar 100 juta dollar AS, TriStar lalu menunjuk Roland Emmerich sebagai sutradara pengganti. Emmerich pulalah yang memiliki ide untuk membuat Godzilla dengan karakteristik yang berbeda jauh dengan Godzilla versi Jepang.

Emmerich mempercayakan desain Godzilla versinya kepada Patrick Tatopoulos sambil berpesan kalau Godzilla harus bisa berlari sangat cepat. Maka, Tatopoulos lalu membuat Godzilla dengan tubuh ramping & menyerupai iguana. Desain tersebut lalu diadopsi oleh Emmerich yang kemudian menggunakannya dalam film Godzilla versinya. Dan tidak seperti Godzilla versi Jepang yang menggunakan aktor manusia berkostum karet untuk menampilkan Godzilla, Emmerich menggunakan teknologi animasi komputer CGI untuk menciptakan sosok Godzilla dalam film buatannya.

Film Godzilla buatan Emmerich dirilis untuk pertama kalinya ke muka umum pada tanggal 20 Mei 1998 dengan judul "Godzilla". Pasca penayangan di seluruh dunia, film tersebut berhasil meraup pendapatan hampir 3 kali biaya produksinya. Namun walaupun sukses dari segi finansial, film tersebut juga menuai hujan kritikan karena filmnya dianggap terlalu banyak menonjolkan unsur action & tidak memiliki alur cerita yang berbobot. Kritikan tajam juga muncul fans Godzilla versi Jepang karena Godzilla di film Emmerich ditampilkan sangat berbeda dibandingkan Godzilla versi Jepang.

Poster film "Godzilla" (1998). (Sumber)

Banyak fans Godzilla versi Jepang menolak menyebut monster dalam film Godzilla versi Emmerich sebagai Godzilla. Sebagai gantinya, mereka lebih suka menyebut monster yang bersangkutan dengan nama GINO (Godzilla In Name Only / Godzilla Dalam Namanya Saja). Tahun 2004, Toho merilis film Godzilla terbaru dengan judul "Godzilla : Final Wars" di mana dalam film tersebut, Godzilla dari film Emmerich sempat terlibat pertarungan dengan Godzilla versi Jepang. Godzilla versi Emmerich tersebut diberi nama "Zilla" & nama tersebut kini menjadi nama yang bisa diterima oleh semua kalangan untuk menyebut Godzilla yang pertama kali muncul dalam film buatan Emmerich di tahun 1998.

Badai kritikan yang dialamatkan pada film Godzilla buatan Emmerich lantas memaksa TriStar mengurungkan niatnya untuk membuat film-film lanjutannya. TriStar sendiri awalnya berencana menjadikan Godzilla sebagai film trilogi. Maka sebagai gantinya, pada bulan September 1998 TriStar merilis serial kartun dari Godzilla dengan judul "Godzilla : The Series" (GTS) di mana alur cerita dalam GTS ditampilkan memiliki keterkaitan langsung dengan film Godzilla versi Emmerich. Di Indonesia sendiri, GTS sempat ditayangkan oleh stasiun televisi swasta SCTV.



ALUR CERITA (FILM & SERIAL KARTUN)

Suatu hari, militer Perancis melakukan uji coba senjata nuklir di Samudera Pasifik. Tanpa mereka sadari, nuklir yang mereka ledakkan ternyata mempengaruhi makhluk-makhluk laut setempat. Salah satu makhluk laut tersebut adalah seekor iguana laut. Akibat terkena radiasi nuklir, dirinya bermutasi & tumbuh hingga melampaui ukuran normalnya. Iguana laut hasil mutasi tersebut sempat menampakkan diri ke hadapan para nelayan Jepang yang kemudian menjulukinya dengan nama "Gojira" (Godzilla).

Puluhan tahun berlalu, Godzilla / Zilla secara tiba-tiba menampakkan diri di New York, AS. Militer pun langsung dikerahkan untuk membunuh monster tersebut, namun gagal karena Zilla ternyata sangat tangguh & lincah. Maka, sebuah tim peneliti yang salah satu anggotanya adalah ahli biologi Nick Tatopoulos lalu dibentuk untuk menyelidiki Godzilla & menemukan cara yang paling efektif untuk melenyapkannya. Berdasarkan serangkaian penelitian & pengamatan, tim tersebut akhirnya berhasil mengidentifikasi kalau Zilla aslinya adalah reptil laut biasa yang menjadi raksasa akibat paparan radiasi ledakan nuklir.

Zilla saat terjerat kabel jembatan gantung. (Sumber)

Tim pimpinan Nick juga berhasil mengungkap kalau Zilla bisa bertelur tanpa kawin & sedang menimbun ikan tuna dalam jumlah besar untuk menyediakan makanan bagi bayi-bayinya kelak. Untuk mencegah telur-telur tersebut menetas, militer AS lalu melakukan serangan udara yang sukses menghancurkan bangunan tempat telur-telur tersebut ditempatkan.

Melihat telur-telurnya hancur, Zilla yang merasa murka lalu mengejar tim pimpinan Nick yang kebetulan sedang berada di dekat lokasi. Aksi kejar-kejaran antara Zilla & tim Nick pun terjadi, namun sang reptil raksasa akhirnya mati akibat terjerat kawat jembatan & dibombardir misil oleh pasukan udara AS.

Tanpa disangka oleh semua orang, ternyata ada 1 butir telur Zilla yang selamat dari serangan udara & berhasil menetas. Hanya dalam waktu sangat singkat, Zilla tersebut lalu tumbuh hingga seukuran induknya. Awalnya militer berusaha membunuh Zilla tersebut. Namun setelah Zilla yang sama menunjukkan perilaku jinak kepada manusia karena mengira Nick yang punya bau menyerupai Zilla sebagai induknya, militer akhirnya mengurungkan niat untuk membunuh Zilla. Sejak itulah, Zilla & tim Nick berkelana ke seluruh dunia untuk mengalahkan monster-monster raksasa yang mengancam keselamatan manusia.

Sementara itu, sebuah ras alien bernama Xilien yang berniat menguasai bumi memutuskan untuk mengkloning Zilla & melepasnya ke Australia untuk membuat kekacauan di sana. Di sanalah, Zilla lalu terlibat konflik dengan Godzilla. Pergumulan antara keduanya berlangsung sangat singkat karena Zilla bukanlah tandingan bagi Godzilla yang notabene jauh lebih cerdik & lebih kuat daripada Zilla. Hanya dengan sekali hantaman ekor & semburan napas atomik, Godzilla berhasil membunuh Zilla hasil ciptaan alien tersebut. Di tempat lain, Zilla "peliharaan" tim Nick sendiri masih tetap hidup walaupun dirinya kini semakin jarang menampakkan diri.


Godzilla (kanan) saat berhadapan dengan kloningan Zilla. (Sumber)


KARAKTERISTIK

Zilla memiliki tubuh menyerupai dinosaurus karnivora bipedal / berkaki 2. Kakinya berjumlah 4 di mana kaki depannya berukuran lebih pendek & berfungsi layaknya tangan. Tubuhnya ramping dengan ekor yang panjang & luwes. Bagian bawah tubuhnya dilengkapi dengan garis-garis kerutan otot & warna yang lebih terang daripada tubuh bagian atasnya. Kepalanya berbentuk menyerupai kotak dengan dagu yang berukuran jauh lebih besar daripada moncong bagian atas. Panjang tubuhya diperkirakan mencapai 90 m, tingginya mencapai 60 m jika sedang berdiri tegak, sementara beratnya mencapai 500 ton.

Karena Zilla aslinya adalah iguana laut yang termutasi, maka Zilla pun memiliki beberapa karakteristik yang lazim dijumpai pada reptil air tersebut. Anatominya secara garis besar menyerupai reptil berkaki 4 & temperatur tubuhnya bersifat poikilotermik (berdarah dingin / menyesuaikan suhu lingkungan). Tubuhnya diselubungi sisik & bagian punggungnya memiliki beberapa baris lempeng berbentuk segitiga yang ukurannya bervariasi. Zilla juga bisa berenang dengan lincah di dalam laut dengan cara menggoyang-goyangkan tubuh & ekornya.

Zilla adalah monster yang cenderung menghindari perkelahian, kecuali kalau keselamatan diri atau makhluk yang dicintainya terancam. Untuk menyelamatkan diri, Zilla mengandalkan larinya yang cepat & pergerakannya yang lincah. Zilla juga bisa memanjat gedung pencakar langit walaupun ia sangat jarang melakukannya. Jika Zilla sedang berada di dalam air, maka Zilla bisa melindungi diri dengan cara menyelam lebih ke dalam atau bersembunyi di gua bawah laut raksasa.

Godzilla yang sedang bertengger di atas puncak gedung. (Sumber)

Jika Zilla harus bertarung, maka Zilla mengandalkan gigitan & cakarnya untuk menyerang lawan. Zilla juga bisa menyemburkan napas api dari mulutnya di mana saat hendak menyemburkan api, lempeng-lempeng di punggung Zilla akan menyala secara beruntun mulai dari bagian ekor hingga bagian dekat kepala. Dengan napas api tersebut, Zilla bisa menyerang makhluk yang berada di luar jangkauan serangan jarak dekatnya (misalnya makhluk terbang). Suhu tubuh Zilla yang rendah juga membuat misil-misil pencari panas milik manusia kerap meleset jika diluncurkan padanya.

Zilla adalah makhluk piscivora yang berarti sejak lahir hingga dewasa, Zilla hanya memakan ikan-ikan laut (khususnya ikan tuna). Dalam hal reproduksi, Zilla memiliki kemampuan untuk melakukan partenogenesis, alias menciptakan keturunan tanpa perlu melakukan perkawinan. Ketika sudah tiba waktunya untuk bereproduksi, Zilla akan mengeluarkan telur-telur berjumlah banyak yang bisa menetas hanya dalam kurun waktu beberapa hari. Zilla yang dipelihara oleh tim Nick sendiri diketahui tidak bisa berkembang biak akibat cacat genetis yang dimilikinya sedari lahir.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

Box Office Mojo - Godzilla (1998)
Kaijumatic - Godzilla 
Toho Kingdom - Godzilla [Distributed 1998]
Wikipedia - Godzilla (1998 film)
Wikipedia - Zilla
(Film) 1998. "Godzilla". Centropolis Entertainment & TriStar Pictures.
(Serial Animasi) 1998. "Godzilla : The Series". TriStar Pictures.







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



3 komentar:

  1. menurut saya pribadi, memang karakteristik film kedua negara yang berbeda sehingga tidak bisa dipaksakan. Godzilla asli versi Jepang (dan berbagai kaiju lainnya) memang dari sononya didesain sebagai makhluk bipedal tegak, karena produksinya memakai teknik kostum karet. Sementara godzilla versi hollywood, ya jelas beda karena monster2 hollywood cenderung memakai CGI, sejak era jurasic park kali ya...
    kalau secara riil sih, yang punya holywood lebih realistis karena menurut ilmuan pun, reptil bipedal jaman dulu (sebangsa t-rex dan lainnya) memiliki postur membungkuk dengan ekor terentang sebagai penjaga keseimbangan, bukan tegak dengan ekor terseret di tanah (ini adalah dugaan awal para ilmuan peneliti dinosaurus jaman dulu, yang telah direvisi)
    mungkin untuk contoh dunia nyata, bisa kita lihat pada kadal basilisk
    mungkin pihak republik berkenan membahas kadal tersebut di lain kesempatan ^^v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inti masalahnya sebenarnya sederhana. Monster Godzilla yang muncul di film 1998 memiliki wujud yang tidak mirip dengan Godzilla versi orisinal (Jepang). Makanya banyak fans Godzilla orisinal yang merasa marah dengan penggambaran Godzilla di film tahun 98. Kalau monster di film yang tahun 98 nggak diberi judul / nama Godzilla sih, mereka nggak bakal ambil pusing dengan penggambaran sosok monsternya.

      Itulah sebabnya ketika Hollywood membuat versi remake terbaru dari Godzilla di tahun 2014, mereka mengusahakan agar monsternya punya bentuk yang semirip mungkin dengan Godzilla versi Jepang.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.