CARI

Belgia, Negara yang Dibelah Perbedaan Bahasa



Istana Kerajaan Belgia di kota Brussels. (Sumber)

Belgia. Itulah nama dari negara kerajaan di pesisir utara Eropa yang berbatasan langsung dengan Belanda, Jerman, & Luxemburg di sebelah timur, Perancis di sebelah selatan & barat, serta Laut Utara di sebelah utara. Sebagai akibat dari kondisi geografisnya yang diapit banyak negara, Belgia pun memiliki komposisi kependudukan yang beragam. Ditinjau dari aspek sosial bahasanya, negara beribukota Brussels tersebut bisa dibagi ke dalam 2 zona utama : zona yang mayoritas penduduknya berbahasa Perancis & zona yang mayoritas penduduknya berbahasa Belanda.

Zona yang mayoritas penduduknya berbahasa Perancis terletak di Belgia bagian selatan & dikenal dengan nama Wallonia / Walloon. Sementara zona yang mayoritas penduduknya berbahasa Belanda terletak di wilayah utara & dikenal dengan nama Flanders. Di Flanders inilah, terdapat gerakan Flemish / Vlaamse yang berambisi menjadikan Flanders sebagai negara merdeka yang terpisah dari Belgia.

Khusus untuk ibukota Brussels, biarpun kota tersebut terletak di tengah-tengah Flanders, namun mayoritas penduduk Brussels justru berbahasa Perancis. Selain bahasa Perancis & Belanda, Belgia juga mengakui Jerman sebagai salah satu bahasa resminya di mana populasi penduduk berbahasa Jerman terkonsentrasi di Wallonia bagian timur.

Adanya gerakan Flemish & keberagaman bahasa di Belgia bisa ditelusuri bahkan saat negara berbendera hitam-kuning-merah tersebut masih belum terbentuk. Pasca berakhirnya Perang Napoleon dengan kekalahan Perancis, negara-negara pemenang perang menggelar kongres di Wina (Vienna), Austria, pada tahun 1814 untuk membahas masa depan dari daerah-daerah di daratan Eropa yang terkena imbas perang. Hasilnya, sebagai ganti rugi atas berpindahnya kepemilikan Sri Lanka & Afrika Selatan dari tangan Belanda ke tangan Inggris, wilayah Belgia lalu dilebur ke dalam wilayah Kerajaan Belanda.



LEPAS DARI NEGARA TETANGGA

Penyatuan Belgia dengan Belanda ternyata membawa masalah baru karena adanya perbedaan sosial budaya yang cukup kontras di negara tersebut. Jika mayoritas penduduk wilayah Belgia berbahasa Perancis & beragama Katolik, maka mayoritas penduduk Belanda berbahasa Belanda & menganut agama Protestan. Sementara di sektor politik, biarpun wilayah Belgia memiliki populasi penduduk yang lebih tinggi, wilayah Belgia & Belanda justru memiliki jatah kursi parlemen berjumlah sama.

Rasa tidak suka penduduk wilayah Belgia kepada pemerintah pusat Belanda semakin menjadi-jadi setelah pemerintah Belanda menolak usulan untuk menaikkan pajak barang impor. Sedikit info, jika wilayah Belanda didominasi oleh golongan pedagang, maka wilayah Belgia didominasi oleh kompleks industri.

Peta lokasi dari Belgia (Belgium). (Sumber)

Usulan menaikkan pajak impor sendiri muncul karena masuknya produk-produk impor dari Inggris membuat produk hasil industri dari wilayah Belgia sulit bersaing di pasar lokal. Tidak dikabulkannya usulan tersebut lantas memunculkan anggapan kalau pemerintah Belanda lebih peduli dengan kepentingan ekonomi wilayah Belanda & tidak peduli dengan kesejahteraan penduduk wilayah Belgia.

Kombinasi dari faktor-faktor tadi lantas berujung pada munculnya ide dari penduduk wilayah Belgia untuk memerdekakan diri. Awal dari gerakan kemerdekaan tersebut muncul pada tanggal 25 Agustus 1830 di mana pada tanggal tersebut, dilangsungkan pertunjukan opera "La Muette de Portici" (Gadis Bisu Portici). Opera itu sendiri berkisah tentang perjuangan rakyat Napoli melawan Perancis. Karena rakyat Belgia merasa memiliki kesamaan nasib dengan kisah dalam opera tersebut, mereka pun melakukan pemberontakan di tanggal yang sama dengan tanggal pementasan opera, sekaligus menandai dimulainya Revolusi Belgia.

Raja Willem I selaku pemimpin Belanda awalnya menggunakan metode dialog untuk meredam pemberontakan & menjaga keutuhan Belanda. Ketika upayanya tersebut menemui jalan buntu, pasukan Belanda pun dikirim ke Brussels pada tanggal 23 September. Namun hanya berselang 3 hari kemudian, pasukan Belanda berhasil dipukul mundur. Kemenangan tersebut melambungkan rasa percaya diri para pemberontak sehingga mereka lalu mendeklarasikan kemerdekaan Belgia pada tanggal 4 Oktober 1830. Belanda sendiri baru bersedia mengakui kemerdekaan Belgia pada tahun 1839.

Karena golongan pemberontak didominasi oleh orang-orang yang memiliki kedekatan kultural dengan Perancis, negara-negara besar Eropa selain Perancis merasa khawatir kalau Belgia yang baru merdeka nantinya akan menggabungkan diri dengan Perancis sehingga Perancis menjadi semakin kuat. Kekhawatiran tersebut utamanya muncul karena rakyat Eropa masih dilanda trauma akibat Perang Napoleon yang baru berakhir beberapa tahun sebelumnya.

Lukisan mengenai Revolusi Belgia. (Sumber)

Untuk mencegah penyatuan Belgia dengan Perancis benar-benar terjadi, negara-negara besar Eropa pun sepakat untuk mengakui Belgia sebagai negara merdeka dengan Inggris sebagai penjamin keamanan Belgia. Mereka juga sepakat mengakui Leopold - seorang bangsawan Jerman - sebagai raja pertama Belgia karena Leopold dikenal memiliki hubungan baik dengan keluarga kerajaan negara-negara Eropa sehingga kepemimpinannya diharapkan bisa menjaga status Belgia sebagai negara Eropa yang netral.

Tidak lama sesudah merdeka, Belgia menerapkan "kebijakan balas dendam". Jika sebelum merdeka penduduk Belgia yang berbahasa Perancis & beragama Katolik cenderung dianaktirikan, maka sesudah Belgia merdeka kondisinya berbalik. Pembangunan ekonomi & modernisasi infrastruktur difokuskan di daerah Wallonia, Belgia selatan. Bahasa Perancis menjadi satu-satunya bahasa resmi yang diperbolehkan di Belgia. Ibukota Brussels yang pada awalnya didominasi oleh orang-orang berbahasa Belanda secara perlahan tapi pasti berubah menjadi kota yang didominasi oleh pengguna bahasa Perancis.



BERJUANG DEMI KESETARAAN BAHASA

Aneka kebijakan tadi jelas tidak disukai oleh orang-orang Belanda di Flanders, Belgia utara. Maka, sebagai langkah awal untuk memperjuangkan hak-haknya, pada tahun 1830-an ahli bahasa Jan Frans Willems merintis gerakan Flemish yang fokusnya pada saat itu adalah melestarikan & mempopulerkan penggunaan bahasa Belanda dalam literatur-literatur Belgia. Gerakan Flemish akhirnya mulai merambah ke ranah politik setelah pada tahun 1861, sejumlah politikus & intelektual Flanders mendirikan partai politik yang bernama "Meetingpartij" (Pertemuan Partai).

Perlahan tapi pasti, perjuangan yang dilakukan oleh para aktivis Flanders mulai membuahkan hasil. Tahun 1898, pemerintah Belgia mengesahkan UU Kesetaraan (Gelijkheidswet) di mana via UU tersebut, bahasa Belanda kini boleh digunakan dalam surat-surat resmi. Tahun 1930-an, bahasa Belanda akhirnya diakui sebagai bahasa resmi daerah Flanders, namun daerah selain Flanders tetap mengakui Perancis sebagai bahasa resminya. Tahun 1962, ibukota Brussels ditetapkan sebagai daerah bilingual yang berarti Brussels mengakui 2 bahasa sebagai bahasa resminya (Belanda & Perancis). Sesudah itu, Belgia beberapa kali mengalami perubahan konstitusi untuk menetapkan batas otonomi daerah-daerah penyusunnya.

Peta dari Flanders & Wallonia. (Sumber)

Perubahan juga terjadi di bidang ekonomi, walaupun perubahan tersebut bisa dibilang terjadi secara alamiah & tidak direncanakan. Jika sebelum Perang Dunia II daerah Wallonia menjadi daerah yang ekonominya paling maju, maka sesudah PDII situasinya berubah. Daerah Wallonia yang didominasi oleh kompleks industri tradisional (misalnya pengolahan logam mentah) mulai mengalami kemerosotan karena sektor industri mereka tidak lagi sesuai dengan kebutuhan zaman. Sementara di Flanders, lahan-lahan pertanian bertransformasi menjadi kompleks industri modern. Kota-kota pelabuhan Belgia yang semuanya berlokasi di Flanders berubah menjadi kota pelabuhan yang ramai & vital bagi perdagangan Eropa.

Kembali ke sektor politik. Perubahan konstitusi yang terjadi pada Belgia kini membuat perwakilan dari masing-masing daerah memiliki komposisi yang nyaris sama rata di parlemen nasional & hak veto untuk membatalkan keputusan yang dianggap tidak menguntungkan daerahnya. Hal tersebut lalu dimanfaatkan oleh perwakilan Wallonia untuk memblokir usaha perombakan ekonomi & politik yang diusulkan oleh perwakilan Flanders. Perwakilan Wallonia khawatir, jika keinginan Flanders dikabulkan, maka Wallonia yang notabene kondisi ekonominya lebih tertinggal tidak akan sanggup lagi menopang dirinya sendiri.

Keengganan Wallonia menerima usulan perubahan dari perwakilan Flanders lantas memunculkan ide Flanders merdeka. Menurut pendukung ide kemerdekaan Flanders, jika Flanders bisa menjadi negara sendiri, maka daerah tersebut tidak perlu lagi mensubsidi daerah Wallonia & bisa lebih bebas menentukan kebijakannya sendiri.

Ide tersebut jelas tidak disukai oleh orang-orang Wallonia sehingga mereka pun menuduh orang-orang Flanders sebagai golongan yang egois & hanya peduli pada kemakmurannya sendiri. Namun orang-orang Flanders balik membela diri dengan menyatakan kalau Wallonia adalah daerah yang korup & tidak punya niat untuk maju meskipun sudah digelontori bantuan dana subsidi yang jumlahnya tidak sedikit.

Triage-Lavoir de Peronnes, contoh bangunan industri di Wallonia
yang sudah tidak lagi beroperasi. (Sumber)

Sikap tidak akur antara komunitas Flanders & Wallonia memang tidak sampai berujung pada pecahnya konflik bersenjata. Namun tetap saja, kebencian antara kedua komunitas tadi tetap berpotensi mengancam keutuhan Belgia. Di tahun 2010 contohnya, Belgia sempat dilanda krisis politik hebat karena seusai pemilu di tahun yang sama, 2 partai dengan pencapaian suara terbanyak berasal dari daerah yang berbeda & kesulitan membentuk kabinet bersama.

Kabinet nasional pasca pemilu akhirnya memang bisa dibentuk setahun kemudian, namun dengan proses yang alot & nyaris menghasilkan perpecahan Belgia. Pada akhirnya, jika komunitas masing-masing daerah masih menginginkan keutuhan Belgia, maka sudah waktunya mereka membuang ego kelompoknya sendiri & membangun sikap saling menghargai dengan kelompok tetangganya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA NEGARA

Nama resmi : Koninkrijk Belgie / Royaume de Belgique (Kerajaan Belgia)
Tahun aktif : 1830 - sekarang
Ibukota : Brussels
Bentuk pemerintahan : monarki konstitusional
Luas wilayah : 30.528 km persegi
Mata uang : euro
Bahasa nasional : Belanda, Perancis, Jerman



REFERENSI

BBC News - Wallonia battles wasteland image 
Suite - How Belgium Gained Independence
The Brussels Journal - Crisis in Belgium: If Flanders...
Wikipedia - Economy of Belgium
Wikipedia - Partition of Belgium
WHKMLA - The 10 Days Campaign
 - . 2008. "Belgium, history of". Encyclopaedia Britannica, AS.

 




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



6 komentar:

  1. What's up, just wanted to say, I loved this article. It was
    helpful. Keep on posting!

    BalasHapus
  2. Bagus, jadi tercerahkan. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Saya jadi semakin suka dengan artikel - artikel anda, terima kasih

    BalasHapus
  4. Kenapa gak dilebur ke negara masing masing saja min? Seperti berbahasa jerman dilebur ke negara Jerman,berbahasa perancis dilebur ke negara perancis dan berbahasa belanda dilebur ke negara belanda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena tidak ada jaminan kalau pemerintah pusat negara terkait bakal langsung memperhatikan nasib wilayah yang baru bergabung. Dan biarpun daerah-daerah tadi memiliki kesamaan dari segi bahasa, mereka tetap memiliki perbedaan kultural & ciri khasnya sendiri. Makanya gerakan separatis di Flanders lebih suka jika wilayahnya menjadi negara sendiri, supaya mereka punya kebebasan penuh untuk mengelola urusan internalnya.

      Hapus
    2. Mampir kesini gara2 ngeliat the voice. Umumnya dr tiap negara 1 sperti the voice Indonesia tapi dr Belgia ada 2, akhirnya cari tau deh. Makasih ya infonya jadi ngerti

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.