Kong (kanan) saat berhadap-hadapan dengan T-rex. (Sumber) |
Fiksi ilmiah (science fiction) adalah sebutan untuk sejenis genre dalam karya hiburan yang memiliki ciri khas berupa cerita yang bersifat khayal & tidak masuk akal, tapi coba dibuat logis dengan memakai pendekatan ilmiah. Karya-karya hiburan yang mengusung genre fiksi ilmiah kerap kali menampilkan sosok monster & makhluk aneh sebagai fokus penceritaannya.
Fenomena serupa juga berlaku untuk ranah film. Ada begitu banyak karakter monster yang muncul dalam film-film fiksi ilmiah di mana dari sekian banyak film yang sudah beredar, salah satu karakter yang paling terkenal & melegenda adalah King Kong.
King Kong (atau singkatnya Kong) adalah nama dari karakter monster raksasa fiktif yang diperlihatkan memiliki wujud menyerupai gorila. Pertama kali muncul dalam film buatan rumah produksi RKO Pictures dengan judul "King Kong" & dirilis pada tahun 1933, Kong sesudah itu beberapa kali muncul dalam beragam media hiburan.
Begitu populernya sosok Kong sehingga ketika orang melihat sosok primata berukuran besar, berbulu lebat, & terlihat buas, maka orang tersebut kemungkinan besar akan langsung memikirkan sosok Kong. Di masa kini, popularitas Kong bisa disejajarkan dengan karakter-karakter monster fiktif terkenal lainnya seperti Godzilla, Dracula (versi Bram Stoker), & Predator.
SEJARAH
Kreator utama dari karakter King Kong adalah Merian C. Cooper. Awalnya Cooper ingin menciptakan sebuah film yang menampilkan pertarungan antara gorila melawan komodo. Namun ide tersebut akhirnya ditinggalkan karena Cooper ingin melakukan pengambilan gambar langsung dari hutan Afrika & Pulau Komodo. Wacana yang jika direalisasikan akan membuat biaya produksi filmnya membengkak.
Sebagai gantinya, Cooper mencetuskan ide mengenai gorila raksasa bernama Kong yang berdiam di sebuah pulau misterius sebelum kemudian mati secara menghebohkan di New York. Sementara untuk keperluan hutan yang menjadi salah satu latar utama filmnya, sebuah tiruan hutan dibuat di dalam ruangan studio raksasa.
Merian C. Cooper. (Sumber) |
Nama "Kong" yang digunakan untuk menjuluki gorila raksasa yang bersangkutan merupakan hasil modifikasi dari kata "Kongo" (Congo), daerah di Afrika yang terkenal akan hutan belantara & hewan-hewan liarnya (salah satunya gorila). Karena Cooper mengaku kalau dia menyukai hal-hal yang diawali dengan huruf yang dibaca sebagai "K", huruf C yang ada pada kata "Congo" pun kemudian diganti dengan huruf K.
Ketertarikan Cooper akan hal-hal dengan huruf depan C / K pula yang membuat Cooper awalnya ingin menduelkan gorila dengan komodo dalam konsep awal filmnya. Dan bicara soal komodo, ide mengenai pertarungan gorila versus komodo sendiri tidak benar-benar ditinggalkan karena dalam filmnya kemudian, sosok komodo diganti dengan dinosaurus karnivora Tyrannosaurus rex (T-rex).
Dalam proses pengambilan gambar, Kong diperankan oleh semacam boneka yang ukurannya setara dengan manusia & dibuat dari campuran karet, bulu, kayu, serta logam. Untuk menganimasikan boneka tersebut supaya terlihat hidup dalam filmnya, digunakanlah teknik yang dikenal sebagai "stop-motion".
Via teknik ini, boneka Kong diambil gambarnya beberapa kali dengan pose yang berbeda-beda, lalu hasil pengambilan gambarnya dikombinasikan & disunting hingga menunjukkan kesan bergerak. Karena karet yang digunakan untuk keperluan pemfilman mudah meleleh ketika terpapar sinar lampu studio, tim pembuat filmnya harus membuat ulang wajah dari boneka Kong berkali-kali.
Cuplikan dari film "King Kong" (1933). |
Tahun 1933, film yang menampilkan Kong akhirnya dirilis dengan judul "King Kong" di mana Cooper menjadi salah satu sutradara & produsernya. Begitu dirilis, film tersebut langsung meraih tanggapan positif dari para penonton & media yang merasa terkesan akan gaya penceritaan dalam filmnya.
Kesukesan yang diraih King Kong & statusnya sebagai salah satu film monster paling terkenal di paruh awal abad ke-20 pada gilirannya membuat film King Kong menjadi film yang sangat berpengaruh bagi industri hiburan ke depannya. Banyak film bertema monster raksasa yang dirilis puluhan dekade sesudahnya menjadikan King Kong sebagai salah satu sumber inspirasinya. Organisasi "American Film Institute" bahkan menempatkan King Kong dalam daftar 50 film terbaik versi mereka.
Popularitas fenomenal yang diraih King Kong pada gilirannya membuat karakter Kong turut diangkat ke media-media hiburan lain seperti komik, mainan, serial kartun, & video game. Sementara di layar perak, Kong juga sempat diadaptasi oleh perusahaan film Toho yang berbasis di Jepang untuk dipertemukan dengan karakter Godzilla dalam film berjudul "King Kong vs. Godzilla" buatan tahun 1962.
Sejak perilisan perdananya di tahun 1933, film "King Kong"sudah beberapa kali dibuat ulang. Film terakhir yang menampilkan sosok Kong sendiri dibuat pada tahun 2005 dengan judul & alur cerita yang sama persis dengan film perdananya. Belakangan, muncul kabar kalau Kong akan kembali muncul di layar perak dalam film berjudul "Kong : Skull Island" yang rencananya akan dirilis pada tahun 2017.
Cuplikan dari film "King Kong vs. Godzilla" (1962). (Sumber) |
ALUR CERITA (FILM)
King Kong aslinya adalah bagian dari spesies Megaprimatus kong, sejenis primata raksasa yang diduga menghuni permukaan bumi jutaan tahun silam. Ketika mereka pada akhirnya mengalami kepunahan massal, sebagian kecil dari mereka ada yang berhasil bertahan hidup karena hidup di pulau terpencil yang aman dari hewan kompetitor & bencana alam ekstrim.
Pulau tersebut adalah Skull Island (Pulau Tengkorak), sebuah pulau kecil yang terletak di lepas pantai Pulau Sumatra (sekarang merupakan bagian dari Indonesia). Selain Kong selaku spesies terakhir M. kong, hewan-hewan purba lain yang sukses bertahan hidup di sana adalah dinosaurus, kelelawar purba, & serangga raksasa.
Waktu berlalu. Memasuki tahun 1930-an, sebuah tim pembuat film yang berbasis di Hollywood bertolak ke Skull Island untuk menjadikan pulau tersebut sebagai lokasi pengambilan gambar film baru mereka. Namun sesampainya di sana, mereka malah diserang oleh penduduk tradisional pulau tersebut.
Penduduk setempat lalu mengikat salah satu anggota tim pembuat film yang bernama Ann Darrow untuk dipersembahkan kepada Kong. Kong akhirnya memang datang untuk mengambil persembahannya tersebut. Namun alih-alih memakan Ann, Kong justru menjadikan Ann sebagai semacam peliharaannya karena ia merasa terkesan dengan kemampuan Ann melakukan atraksi sirkus & membuat Kong tertawa.
Kong saat memegang Ann Darrow. (Sumber) |
Merasa khawatir dengan nasib Ann, anggota tim pembuat film yang lain lalu menjelajahi Skull Island untuk menyelamatkan Ann. Namun saat mereka berpapasan dengan Kong, Kong langsung menyerang mereka karena Kong mengira kalau mereka adalah ancaman. Sesudah itu, Kong terlibat perkelahian dengan seekor T-rex di mana dalam perkelahian tersebut, Kong sukses mengalahkan sang T-rex dengan cara mematahkan rahangnya.
Supaya tidak ada lagi yang mengganggu Ann, Kong lalu membawa Ann ke lubang sarangnya yang ada di puncak gunung. Semakin seringnya Ann berada di samping Kong pada gilirannya membuat Ann & Kong memiliki perasaan saling membutuhkan satu sama lain. Belakangan, tim pembuat film berhasil menemukan lubang sarang dari Kong & menyelamatkan Ann.
Kong jelas marah ketika melihat Ann diambil paksa darinya sehingga ia pun langsung mengejar tim pembuat film tadi. Namun Kong tidak sadar kalau tim pembuat film sengaja memancing Kong untuk mengejar mereka, supaya mereka bisa menjebak Kong & menyerangnya dengan obat tidur berjumlah banyak. Rencana tersebut berhasil & kini tim pembuat film membawa Kong yang sedang lelap kembali ke New York, AS, untuk dijadikan hewan tontonan. Ann jelas tidak menyukai perlakuan yang diterima Kong, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Di New York, Kong dipamerkan di dalam sebuah gedung teater dengan kondisi tangan & kaki yang sudah terantai. Ketika dia merasa marah karena tidak bisa menemukan Ann di dekatnya, Kong langsung merusak rantai ikatannya & mulai berkeliaran di New York sekaligus memicu kepanikan massal. Kong akhirnya berhasil menemukan Ann & mereka berdua sempat bercengkerama bersama-sama.
"Kemesraan" antara mereka berdua tidak berlangsung lama setelah militer AS menyerang Kong. Sambil membawa Ann dalam genggamannya, Kong lalu naik ke puncak gedung Empire State & menyerang pesawat-pesawat yang mencoba membunuhnya. Namun akibat terluka terlalu parah usai ditembak bertubi-tubi, sang primata raksasa akhirnya jatuh dari puncak gedung & tewas seketika. Sementara Ann hanya bisa berkaca-kaca menyaksikan jasad Kong yang kini sudah tidak bernyawa.
Kong saat diserang oleh pesawat di puncak gedung Empire State. |
KARAKTERISTIK
Kong secara garis besar memiliki penampilan layaknya gorila biasa, namun dengan ukuran yang jauh lebih besar. Tingginya mencapai hampir 10 m jika berdiri tegak. Tubuhnya diselubungi oleh rambut / bulu lebat yang berwarna hitam legam, sementara bagian wajah & dadanya yang tidak diselubungi rambut juga berwarna hitam.
Kong memiliki lengan panjang yang bisa digunakan untuk berjalan maupun memegang sama baiknya. Jika dibandingkan dengan gorila, Kong memiliki lengan yang proporsinya cenderung lebih ramping. Ketika merasa marah atau ingin memamerkan kekuatannya, Kong akan berteriak sambil memukul-mukul dadanya sendiri.
Kong terlihat seperti hewan berkaki 4 ketika sedang diam karena Kong memiliki kebiasaan untuk bertumpu di atas kepalan tangannya. Sementara ketika bergerak, Kong akan menggunakan lengannya sebagai tumpuan & kemudian melontarkan tubuhnya ke depan, sebelum kemudian ia mengangkat lengannya ke depan & mengulangi gerakan serupa.
Selain mahir bergerak di atas tanah, Kong juga pintar memanjat & bahkan bisa bergelayutan di antara tebing & dahan pohon raksasa. Karena Kong memiliki jari-jari kaki yang panjang & serupa dengan telapak tangan, Kong bisa menggunakan telapak kakinya tersebut untuk berpegangan ketika sedang berada di puncak.
Kong yang sedang memukul-mukul dadanya sendiri. |
Sebagai akibat dari ukurannya yang besar, Kong pun memiliki tenaga yang sangat besar pula. Sebagai contoh, Kong bisa merobek rahang dari hewan sebesar T-rex tanpa kesulitan berarti. Kong juga bisa melepaskan diri meskipun dirinya diikat dengan beberapa rantai baja. Dengan kekuatan tersebut, Kong pun menjadi salah satu predator puncak dalam piramida makanan di pulau habitatnya sehingga dirinya dikultuskan layaknya dewa oleh penduduk setempat.
Biarpun kuat, Kong bukanlah hewan yang tidak terkalahkan. Kong tetap bisa terluka oleh proyektil berkaliber besar & serangan dari hewan yang sebesar dirinya. Kong juga bisa dilumpuhkan dengan memakai obat tidur dalam dosis yang sangat besar.
Kong bukanlah hewan tanpa akal yang mengandalkan kekuatan semata. Ia juga memiliki kecerdasan hingga tingkatan tertentu yang berarti Kong bisa belajar & menunjukkan respon yang berbeda-beda ketika berinteraksi dengan makhluk spesies lain.
Contoh paling mudah bisa dilihat ketika Kong bertemu Ann. Kong menjadikan Ann sebagai sahabat barunya karena Kong merasa tertarik dengan penampilan & ketrampilan yang ditunjukkan oleh Ann. Contoh lain, ketika Kong menerima serangan dari pasukan darat ketika sedang berada di New York, Kong langsung naik ke puncak gedung supaya dirinya aman dari serangan pasukan darat. - © Rep. Eusosialis Tawon
REFERENSI
Dictionary.com - Science fiction
WatchMojo.com - The Origins of King Kong
Wikipedia - King Kong
Wikipedia - King Kong (1933 film)
(Film) 2005. "King Kong". WingNut Films & Universal Pictures.
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar