Rayap katedral dari kasta pekerja & prajurit. (scienceimage.csiro.au) |
Rayap katedral (cathedral termite; Nasutitermes triodiae) adalah sejenis rayap yang memperoleh nama demikian berkat kemampuannya yang luar biasa. Bagaimana tidak, walaupun serangga ini ukurannya tidak sampai 0,5 cm, namun rayap yang bersangkutan sanggup membangun sarang yang tingginya mencapai 6 meter! Sarangnya yang menjulang tinggi bak menara katedral gereja lantas membuat rayap tersebut memperoleh nama sebutan "rayap katedral".
Cara hidup rayap katedral pada dasarnya tidak berbeda dengan rayap-rayap pada umumnya. Rayap katedral hidup menggerombol membentuk koloni beranggotakan jutaan ekor yang terbagi ke dalam 3 kasta utama berdasarkan fungsinya : kasta pekerja, prajurit, & reproduksi.
Kasta pekerja sesuai namanya memiliki tugas mengerjakan tugas-tugas koloni seperti membangun sarang & mencari makan. Kasta prajurit bertugas melindungi sarang dari musuh-musuh rayap. Sementara kasta reproduksi tugasnya adalah berkembang biak & mendirikan koloni baru di tempat lain.
Kasta prajurit rayap katedral memiliki bentuk yang lucu karena alih-alih memiliki rahang yang tajam, rayap katedral prajurit justru memiliki tonjolan panjang pada bagian kepalanya. Tonjolan tersebut adalah "nasus" & berfungsi sebagai senjata jarak jauh bagi sang rayap.
Ketika rayap katedral prajurit berhadap-hadapan dengan musuhnya, rayap prajurit akan menyemprotkan cairan lengket dari nasusnya sehingga serangga yang terkena cairan tersebut tidak akan bisa bergerak & tidak bisa membahayakan koloni rayap lebih jauh. Cairan lengket ini utamanya efektif jika digunakan pada semut.
Rayap ratu dengan abdomen yang membesar. (peregrijn.deviantart.com) |
Rayap raja bagian abdomennya juga membesar, namun ukurannya tidak sebesar abdomen ratu rayap. Jika ratu rayap mati, maka perannya sebagai penghasil telur akan digantikan oleh ratu muda yang ukurannya lebih kecil.
Rayap katedral hanya ditemukan di Australia bagian utara. Karena sarang rayap ini kerap terlihat di padang rumput Spinifex, rayap yang sama juga dikenal dengan nama lain "rayap Spinifex". Tidak seperti rayap rumah yang menjadikan kayu sebagai makanan sekaligus sarangnya, rayap katedral hidup dari memakan rumput & hanya membangun sarangnya di atas tanah.
Alasan mengapa rayap katedral membangun sarang berbentuk demikian adalah supaya ada rongga ventilasi yang besar di dalam sarangnya, sehingga suhu di dalam sarang senantiasa tetap sejuk & rumput yang disimpan rayap bisa tetap awet saat hendak dikonsumsi.
DIBUAT DARI GUMPALAN TANAH
Rayap pekerja membangun sarang dengan cara mencampur gumpalan tanah dengan air liurnya. Masih belum diketahui secara pasti bagaimana rayap bisa merencanakan struktur sarang yang bentuknya sedemikian besar sekaligus kokoh kendati rayap sama sekali tidak bisa melihat.
Satu hal yang sudah diketahui adalah struktur sarang yang dibangun oleh rayap menyesuaikan kondisi lingkungan sekitarnya. Semakin lembab habitat yang ditinggali rayap, sarang yang dibangun oleh rayap katedral cenderung makin tinggi.
Kendati memiliki kasta prajuritnya sendiri, koloni rayap cenderung menghindari konflik dengan hewan lain & mengandalkan dinding sarangnya yang tebal sebagai metode pertahanan utama. Jika mendadak ada sesuatu yang menyebabkan munculnya lubang pada sarang, rayap pekerja di lokasi munculnya lubang akan memukul-mukulkan badannya ke dinding lorong sarang untuk memberikan getaran peringatan ke seluruh anggota sarang.
Gerombolan rayap prajurit kemudian akan menuju ke lokasi munculnya lubang untuk memastikan tidak ada hewan penyusup yang memanfaatkan lubang tersebut. Rayap-rayap pekerja yang lain kemudian memperbaiki lubang tersebut secara perlahan hingga lubangnya benar-benar menghilang.
Perbandingan ukuran sarang rayap katedral dengan manusia. (markr_mcmahon / worldnomads.com) |
Rayap katedral tidak memiliki musim kawin yang spesifik. Namun ketika hujan tiba, rayap katedral memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk berkembang biak. Perkembangbiakan rayap katedral bermula ketika rayap pekerja membuat lubang berukuran sedang di permukaan tanah supaya laron jantan & betina bisa keluar untuk terbang sambil melakukan perkawinan.
Hanya sedikit laron yang berhasil mendapatkan pasangan kawin karena begitu berada di luar sarang, laron-laron tersebut rentan dimakan oleh hewan-hewan pemakan serangga semisal burung & kadal berjumbai. Jika ada laron yang sukses menemukan pasangan kawin, keduanya akan hinggap ke tanah & kemudian menanggalkan sayapnya.
Pasangan laron tersebut kemudian membuat sarang baru di dalam tanah & koloni rayap yang baru pun lahir. Seiring berjalannya waktu, sarang tersebut akan bertambah besar seiring dengan semakin banyaknya rayap yang menghuni sarang. Tugas laron betina yang sekarang sudah menjadi rayap ratu hanyalah bertelur sambil diberi makan oleh rayap-rayap pekerja.
Tidak seperti semut yang menjalani metamorfosis sempurna, rayap menjalani metamorfosis tidak sempurna yang berarti seekor rayap hanya menjalani 3 fase seumur hidupnya. Ketiga fase tersebut adalah fase telur, nimfa, & rayap dewasa.
Nimfa memiliki penampilan menyerupai rayap dewasa, namun dengan tubuh yang berukuran lebih kecil & berwarna lebih pucat. Rayap pekerja & prajurit memiliki usia maksimum 2 tahun, sementara rayap ratu memiliki rentang usia yang jauh lebih panjang & bisa hidup hingga puluhan tahun. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Blattodea
Famili : Termitidae
Genus : Nasutitermes
Spesies : Nasutitermes triodiae
REFERENSI
Atlas of Living Australia. "Nasutitermes triodiae (Froggatt, 1898)".
(bie.ala.org.au/species/urn:lsid:biodiversity.org.au:afd.taxon:08d68974-09a8-4965-b274-ec4182f8dd0e)
J. Sobotnik, dkk.. 2010. "Chemical warfare in termites".
(www.researchgate.net/publication/41909579_Chemical_warfare_in_termites)
Jacklyn, P.. "Termites".
(www.environorth.org.au/windows/all/all_termites.html)
M. A. Traun & D. H. Perry. 1998. "Distribution and characteristics of mound-building termites. (Isoptera) in Western Australia".
(www.rswa.org.au/publications/Journal/81%284%29/81%284%29abensperg.pdf)
Margonelli, L.. 2014. "Collective Mind in the Mound: How Do Termites Build Their Huge Structures?".
(news.nationalgeographic.com/news/2014/07/140731-termites-mounds-insects-entomology-science/)
Schneider, M.F.. 1999. "Termite Life Cycle and Caste System".
(www.fzi.uni-freiburg.de/InsectPestKey-long version/termit2.htm)
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar