Ilustrasi kucing. (desktopnexus.com) |
Kucing adalah hewan yang sangat familiar bagi manusia. Penampilannya yang terkesan lucu & perilakunya yang bersahabat menyebabkan hewan ini banyak dijadikan hewan peliharaan oleh manusia. Namun kucing bukan hanya terkenal karena sering dijadikan peliharaan.
Kucing juga dikenal sebagai hewan yang amat lincah & serba bisa. Pasalnya kucing memiliki indra penglihatan serta pendengaran yang amat tajam, bisa memanjat tempat tinggi dengan mudah, & mahir menangkap hewan-hewan kecil semisal tikus.
Kemampuan serba bisa yang dimiliki oleh kucing lantas turut menarik perhatian CIA. Badan intelijen AS tersebut pada dekade 1960-an diketahui berencana memanfaatkan kucing untuk dijadikan mata-mata.
Proyek rahasia untuk melatih & memberdayakan kucing sebagai mata-mata ini kemudian diberi kode sandi "Operation Acoustic Kitty" (Operasi Kucing Akustik). CIA tertarik menjadikan kucing sebagai mata-mata karena hewan ini tidak akan dicurigai oleh pihak yang hendak dimata-matai ketika menyusup di antara mereka.
Kita semua tentu sudah tahu kalau kucing tidak bisa berkomunikasi layaknya manusia normal. Oleh karena itulah, supaya bisa dijadikan mata-mata, kucing ini dibedah terlebih dahulu supaya sejumlah perangkat mini bisa ditanam di tubuhnya. Di bagian dalam rongga telinganya, petugas memasang mikrofon kecil.
Di bagian bawah tengkorak & tulang punggungnya, petugas menyisipkan perangkat radio kecil. Perangkat menyerupai antena dipasang pada bagian ekornya. Dan supaya perangkat-perangkat ini bisa beroperasi tanpa kehabisan tenaga, baterai ditanam pada bagian perut kucing.
Ilustrasi perangkat mata-mata yang ditanam pada tubuh kucng. |
Untuk keperluan spionase / mata-mata, mula-mula agen CIA akan melepas kucing ini & memintanya berjalan ke dekat orang yang sedang melakukan pertemuan rahasia. Karena orang-orang tidak akan merasa curiga ketika ada kucing yang melintas atau beristirahat di dekatnya, para peserta rapat akan tetap melanjutkan pembicaraannya seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi.
Pada saat inilah, alat yang dipasang pada kucing tadi akan merekam pembicaraan yang terjadi selama rapat & meneruskannya kepada agen CIA yang sedang menguping di kejauhan.
Terkadang sekedar mengirim kucing ke dalam ruangan rapat saja tidaklah cukup. Kucing tersebut harus duduk di lokasi tertentu supaya ia bisa merekam pembicaraan yang terjadi di dalam ruangan dengan jelas. Pada saat inilah, mesin yang ditanam pada tulang punggung kucing menunjukkan fungsinya.
Ketika anggota CIA hendak memberi perintah kepada kucing supaya bergerak ke tempat tertentu, ia akan mengirimkan pesan perintah dalam format suara ultrasonik yang bisa didengar oleh kucing, namun tidak bisa ditangkap oleh indra pendengaran manusia. Dengan cara ini, kucing tersebut bisa dikendalikan dari jauh bak kendaraan radio kontrol.
Secara teoritis, ide menggunakan kucing sebagai hewan mata-mata ini nampak menjanjikan. Namun realita di lapangan menunjukkan hal yang sebaliknya. Sebagai uji coba pertama, anggota CIA memerintahkan kucing mata-mata mereka untuk merekam pembicaraan 2 orang yang sedang duduk di bangku taman.
Namun bukannya berjalan menuju kedua orang tadi, kucing tersebut malah berjalan menuju jalan raya. Saat itulah nasib naas langsung menimpa kucing tersebut. Sebuah taksi yang sedang melaju kencang menabrak kucing tadi & menewaskannya di tempat.
Pasca kegagalan uji coba tersebut, CIA menganggap kalau kucing tidak bisa dimanfaatkan sebagai hewan mata-mata sehingga Operation Acoustic Kitty pun tidak lagi dilanjutkan. Diperkirakan proyek rahasia ini menelan biaya hingga 15 juta dollar.
Namun kegagalan Operation Acoustic Kitty tidak lantas membuat pemerintah AS merasa kapok untuk berurusan dengan hewan. Pada tahun 2006, Departemen Pertahanan AS mengumumkan kalau pihaknya berencana mengembangkan serangga yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. - © Rep. Eusosialis Tawon
REFERENSI
Jones, N.. 2010. "Document Friday: Acoustic Kitty".
(unredacted.com/2010/03/05/document-friday-acoustic-kitty/)
Little, B.. 2018. "When the CIA Learned Cats Make Bad Spies".
(www.history.com/news/cia-spy-cat-espionage-fail)
Vanderbilt, T.. 2013. "The CIA’s Most Highly-Trained Spies Weren’t Even Human".
(www.smithsonianmag.com/history/the-cias-most-highly-trained-spies-werent-even-human-20149/)
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar