Kelelawar kepala martil yang sedang bergelantungan. (Jakob Fahr / inaturalist.org) |
Kelelawar adalah nama dari hewan mamalia yang terkenal berkat kemampuannya untuk terbang. Karena kelelawar terdiri dari beragam jenis, kelelawar pun memiliki ukuran yang bervariasi. Di Asia Tenggara misalnya, kita mengenal kalong atau rubah terbang (flying fox) sebagai jenis kelelawar yang berukuran besar. Kalau di Afrika sana, predikat kelelawar terbesar di benua setempat dipegang oleh kelelawar kepala martil.
Kelelawar kepala martil (hammer-headed bat; Hypsignathus monstrosus) adalah nama dari sejenis kelelawar yang memperoleh nama demikian sebagai akibat dari bentuk kepalanya yang panjang & besar layaknya palu / martil. Hanya kelelawar jantan yang memiliki bentuk kepala seperti itu. Kelelawar betina di lain pihak memiliki moncong yang bentuknya lebih kecil.
Bentuk kelelawar kepala martil yang unik menyebabkan hewan ini dispekulasikan sebagai identitas asli dari Jersey Devil (Setan Jersey), sejenis makhluk misterius / cryptid yang pertama kali menampakkan diri di New Jersey, AS timur, pada abad ke-18. Jersey Devil diceritakan memiliki penampilan menyerupai kuda bersayap yang bisa berdiri tegak (lihat gambar). Menurut salah satu teori, Jersey Devil mungkin aslinya adalah kelelawar kepala martil yang dipelihara oleh penduduk lokal, namun kemudian lepas dari kandangnya.
Teori tersebut tidak diterima oleh sejumlah orang karena kelelawar kepala martil ukurannya tidak sebesar Jersey Devil. Kemudian jika Jersey Devil diceritakan bisa berdiri tegak dengan 2 kaki layaknya burung, maka kelelawar kepala martil tidak memiliki kemampuan demikian. Tidak sedikit pula yang beranggapan kalau apa yang disebut sebagai Jersey Devil aslinya hanyalah dongeng yang dibuat-buat oleh penduduk setempat pada masa itu.
Kelelawar kepala martil yang sedang dipegang oleh manusia. (Per Se / thoughtco.com) |
Kembali ke soal kelelawar kepala martil. Habitat asli kelelawar kepala martil berada di Benua Afrika, tepatnya di pantai barat Afrika & kawasan sekitar khatulistiwa. Mereka dapat ditemukan mulai dari Senegal di sebelah barat, hingga RD Kongo di sebelah timur & Angola di sebelah selatan. Habitat favorit mereka adalah kawasan hutan di sekitar sungai & pantai dengan ketinggian maksimum 1.800 meter di atas permukaan laut.
Kelelawar kepala martil memiliki panjang tubuh maksimum 25 cm dengan rentang sayap maksimum mencapai hampir 1 meter & berat rata-rata 377 gram. Ukurannya tersebut menjadikan kelelawar ini sebagai spesies kelelawar terbesar di Benua Afrika. Kelelawar kepala martil jantan umumnya berukuran lebih besar dibandingkan betina. Kelelawar kepala martil jantan juga memiliki kebiasaan untuk terbang lebih jauh dibandingkan betina saat mencari makan.
MAKHLUK KEGELAPAN YANG BERISIK
Layaknya kelelawar pada umumnya, kelelawar kepala martil adalah hewan nokturnal alias aktif pada malam hari. Pada siang hari, kelelawar ini tidur di dahan pohon dalam posisi terbalik. Selain untuk menghindari hewan-hewan pemangsa semisal burung elang, alasan lain kenapa kelelawar kepala martil aktif pada malam hari adalah karena kelelawar ini menghasilkan panas yang cukup besar setiap kali terbang. Dengan terbang pada malam hari, kelelawar ini bisa menjaga supaya suhu tubuhnya tidak terlampau panas.
Kelelawar kepala martil adalah hewan frugivora alias pemakan buah. Jenis-jenis buah yang dikonsumsinya mencakup mangga, pisang, & jambu. Kelelawar kepala martil juga dilaporkan menyerang ayam untuk memakan daging & darahnya. Namun tidak diketahui apakah kelelawar ini memang memiliki pola makan omnivora karena satu-satunya sumber informasi kalau kelelawar ini juga menyerang ayam berasal dari laporan Van Deusan di tahun 1968. Sementara sesudah itu, belum ada laporan kesaksian baru kalau kelelawar ini memang memakan ayam.
Musim kawin kelelawar kepala martil terjadi 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni hingga Agustus, serta pada bulan Desember hingga Januari. Ketika musim kawin tiba, kelelawar-kelelawar jantan akan menggerombol di pepohonan yang berada di tepi sungai. Saat bertengger, masing-masing kelelawar jantan akan mengambil jarak sejauh 10 meter satu sama lain. Jumlah kelelawar jantan yang menggerombol berkisar antara 25 hingga 132 ekor.
Kelelawar kepala martil betina & anaknya. (Micheal Abedi-Lartey / inaturalist.org) |
Untuk menarik perhatian betina, masing-masing kelelawar jantan akan mengeluarkan suara-suara keras sambil tetap bertengger & mengepak-ngepakkan sayapnya. Kemampuan kelelawar jantan dalam menghasilkan suara keras ditunjang oleh bentuk kepalanya yang besar & unik. Jika betina merasa tertarik dengan "nyanyian" pejantan, betina kemudian akan bertengger di samping pejantan untuk kemudian melakukan perkawinan dengannya.
Waktu yang diperlukan oleh kelelawar jantan & betina saat berhubungan seks hanyalah sekitar 1 menit atau kurang. Sesudah itu, betina kemudian akan segera pergi meninggalkan pejantan untuk melanjutkan aktivitasnya mencari makan. Kelelawar kepala martil memiliki perilaku poligini (polygynous) yang berarti seekor pejantan bisa mengawini beberapa ekor betina sekaligus. Pejantan-pejantan dengan tingkat kesuksesan kawin yang tinggi cenderung menggerombol di tempat yang sama.
Tidak diketahui masa kehamilan yang dimiliki oleh kelelawar kepala martil betina. Yang sudah diketahui adalah betina normalnya hanya akan mengandung 1 ekor bayi di setiap kehamilan. Sesudah lahir, bayi kelelawar betina akan menghisap air susu induknya hingga usia tertentu. Hanya betina yang terlibat dalam kegiatan pengasuhan anak hingga mandiri.
Kelelawar betina & jantan mengalami kecepatan pertumbuhan yang berbeda. Jika kelelawar betina sudah sudah mengalami kematangan seksual pada usia 7 bulan, maka kelelawar jantan baru akan mengalami kematangan seksual pada usia 1 tahun lebih. Di alam liar, seekor kelelawar kepala martil diketahui bisa hidup hingga usia 30 tahun.
Ilustrasi siklus penyebaran penyakit Ebola. (Doc James / wikipedia.org) |
KELELAWAR & PENYAKIT EBOLA
Sebagai akibat dari ukurannya yang besar untuk ukuran kelelawar, kelelawar kepala martil banyak diburu oleh penduduk setempat yang tertarik untuk mengkonsumsi dagingnya. Walaupun banyak diburu, kelelawar ini diperkirakan masih memiliki populasi yang melimpah & belum dikategorikan sebagai hewan yang terancam punah.
Di lain pihak, kelelawar kepala martil diduga menjadi salah satu hewan perantara (vektor) dari virus Ebola, penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan korbannya mengalami pendarahan hebat & kemudian meninggal hanya dalam hitungan hari.
Pada tahun 2013 hingga 2016 lalu contohnya, sebanyak lebih dari 11.000 orang di Afrika Barat dilaporkan meninggal akibat terinfeksi Ebola. Selain menyerang manusia, Ebola juga menyerang aneka macam hewan mamalia seperti kelelawar, simpanse, gorila, & rusa antelop.
Virus Ebola yang awalnya menginfeksi kelelawar diperkirakan bisa menyebar ke spesies lain saat tinja & potongan buah yang pernah digigit oleh kelelawar ini disentuh / dimakan oleh hewan lain, misalnya oleh gorila. Saat gorila yang terinfeksi tersebut disentuh oleh manusia, manusia itupun kemudian ikut terjangkit Ebola. Orang yang terinfeksi tersebut bisa ganti menulari orang lain yang masih sehat melalui kontak via cairan tubuh & hubungan badan.
Kelelawar kepala martil diketahui bisa terinfeksi oleh virus Ebola karena ilmuwan pernah menemukan antibodi & serpihan komponen virus Ebola dalam tubuh kelelawar ini. Namun virus ini diketahui tidak akan membuat kelelawar inangnya jatuh sakit & hanya memanfaatkan kelelawar sebagai "tempat transit" sebelum kemudian menyebar ke spesies lain. Dengan mempelajari karakteristik virus Ebola pada kelelawar, ilmuwan berharap siklus penyebaran Ebola bisa lebih dipahami sehingga kemunculan wabah Ebola di masa depan bisa dihindari. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Chiroptera
Famili : Pteropodidae
Genus : Hypsignathus
Spesies : Hypsignathus monstrosus
REFERENSI
Boland, J.. 2003. "Hypsignathus monstrosus".
(animaldiversity.org/accounts/Hypsignathus_monstrosus/)
Helmenstine, A.M.. 2019. "Hammer-Headed Bat Facts (Big-Lipped Bat)".
(www.thoughtco.com/hammer-headed-bat-facts-4177418)
Kupferschmidt, K.. 2017. "Hunting for Ebola among the bats of the Congo".
(www.sciencemag.org/news/2017/06/hunting-ebola-among-bats-congo)
Nichols, H.. 2017. "Ebola: What you need to know".
(www.medicalnewstoday.com/articles/280598)
Radford, B.. 2013. "Jersey Devil: Impossible Animal of Story & Legend".
(www.livescience.com/28167-jersey-devil.html)
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar