Cuplikan video klip "Smells Like Teen Spirit". (youtube.com) |
Nirvana adalah nama dari grup band beraliran grunge yang aktif pada akhir dekade 1980-an hingga awal dekade 1990-an. Saat masih aktif, grup band asal Amerika Serikat ini terkenal sebagai salah satu grup band paling terkenal pada masanya. Bagaimana tidak, angka penjualan album band ini dilaporkan mencapai lebih dari 70 juta kopi. Jumlah tersebut terbilang amat fantastis mengingat Nirvana hanya aktif dalam rentang waktu kurang dari 10 tahun.
Jatuh bangun Nirvana bisa dibilang sangat berkaitan dengan perjalanan karir musisi Kurt Cobain. Pasalnya Cobain adalah salah satu anggota pendiri Nirvana. Ia juga menempati posisi gitaris & vokalis dalam band tersebut.
Cobain pulalah yang menulis sejumlah lagu yang dibawakan oleh Nirvana. Saat Cobain meninggal akibat bunuh diri pada tahun 1994, berakhir pulalah sepak terjang Nirvana di dunia musik. Meskipun begitu, album-album Nirvana ternyata masih laku keras hingga bertahun-tahun kemudian.
Dari sekian banyak lagu yang dibawakan oleh Nirvana, lagu "Smells Like Teen Spirit" (SLTS; Baunya Seperti Arwah Anak Muda) adalah salah satu yang paling terkenal. Lagu buatan Cobain tersebut pertama kali dirilis pada tahun 1991 sebagai bagian dari album "Nevermind".
Begitu dirilis, respon yang ditunjukkan oleh khalayak penikmat musik sungguh fenomenal. Lagu tersebut sempat menempati posisi pertama tangga lagu terpopuler di AS & sejumlah negara Eropa. Sementara di kalangan kritikus musik, lagu SLTS dinobatkan sebagai salah satu lagu rock terbaik yang pernah dibuat. Lagu ini sekaligus membantu meroketkan status Nirvana sebagai salah satu band paling terkenal pada masanya.
Karena lagu ini begitu populer, lagu SLTS pun digubah ulang untuk dirilis sebagai bagian dari lagu resmi film "Black Widow" (BW), film superhero Marvel yang dirilis pada pertengahan tahun 2021. Dibandingkan dengan lagu aslinya, lagu SLTS yang dirilis dalam film BW memiliki sejumlah perbedaan.
Perbedaan pertama adalah jika lagu SLTS versi asli dinyanyikan oleh penyanyi pria (Cobain), maka yang menyanyikan lagu SLTS di film BW adalah penyanyi perempuan (Malia J). Kemudian jika lagu SLTS versi asli memiliki aransemen yang keras & bersemangat, maka lagu SLTS yang dimuat dalam film BW memiliki kesan lambat & kelam.
Band Nirvana di tahun 1992. (Chris / pinterest.com) |
Lepas dari popularitas yang diraih lagu ini, lagu SLTS juga memiliki kontroversinya sendiri. Karena lirik lagu SLTS menyisipkan kalimat-kalimat yang sulit dipahami, orang-orang pun menjadi bingung & penasaran mengenai apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh lagu ini.
Sebagai contoh, salah satu pendapat menyatakan kalau lagu SLTS memiliki lirik yang sulit dipahami karena kata-kata yang digunakan dalam lirik lagu ini memang bersifat acak & tidak dimaksudkan untuk dipahami.
Kalau menurut pendapat lain yang lebih kontroversial, lagu SLTS aslinya ingin bercerita mengenai kegemaran personil band Nirvana saat mengkonsumsi narkoba. Menurut pendapat yang satu ini, kata-kata seperti "guns" (senjata) & "mosquito" (nyamuk) aslinya merupakan kata samaran untuk jarum suntik narkoba. Sementara kata "mulatto" & "albino" aslinya merujuk pada serbuk narkoba yang berwarna gelap & putih.
Mereka yang mendukung opini kalau lagu SLTS adalah lagu mengenai narkoba merujuk pada fakta bahwa saat jasad Cobain diperiksa usai meninggal dunia, tubuh Cobain diketahui mengandung narkoba jenis heroin. Meskipun begitu, pendapat ini tidak bisa diterima oleh semua pihak.
Mereka yang kontra mengklaim bahwa meskipun Cobain memang gemar mengkonsumsi narkoba menjelang akhir hayatnya, tidak ada bukti kalau Cobain sudah mulai mengkonsumsi narkoba saat ia menulis lagu ini.
Begitu beragamnya opini orang-orang mengenai makna lagu SLTS lantas menjadikan SLTS sebagai lagu yang penuh misteri hingga sekarang. Dalam kesempatan kali ini sendiri, pihak Republik akan mencoba mengulas makna lagu SLTS yang semoga bisa dipahami & diterima oleh pengunjung sekalian.
ANALISA LIRIK
Bagian I
Load up on guns, bring your friends
It's fun to lose and to pretend
Di bagian ini, sang pelantun lagu diceritakan meminta teman-temannya untuk mengajak orang sebanyak mungkin (bring your friends) sambil menyiapkan senjata api miliknya masing-masing (load up on guns). Dengan melihat kalimat tersebut, maka bagian ini sepintas ingin menunjukkan kalau sang pelantun lagu & teman-temannya ingin pergi berperang atau melakukan aksi kriminal memakai senjata api. Namun benarkah demikian?
Jika disambungkan dengan bagian-bagian berikutnya pada lirik lagu ini, maka nampaknya bukan hal itu yang ingin disampaikan dalam lagu ini. Kata "guns" secara harfiah memang berarti "senjata api". Namun istilah "senjata" sendiri juga bisa digunakan sebagai kata kiasan untuk menyebut benda yang menjadi andalan seseorang saat hendak melakukan sesuatu.
Sebagai contoh, bagi pelukis profesional, kuas & palet cat adalah senjatanya. Kemudian bagi orang yang hendak memancing, tongkat pancing & jaring adalah senjatanya. Dan seterusnya.
Kalau untuk kasus lagu ini sendiri, bagian "senjata" bisa dimaknai sebagai benda yang hendak oleh digunakan sang pelantun lagu & teman-temannya untuk bersenang-senang. Entah itu alat musik, minuman keras, peralatan olah raga, & sebagainya.
Bait berikutnya ingin memperjelas kalau hal yang hendak mereka lakukan adalah untuk hobi & kesenangan semata. Pasalnya di bait ini, sang pelantun lagu ingin mengatakan bahwa kalaupun mereka kalah (lose) saat menjalankan aktivitasnya, mereka masih bisa tetap merasa senang (fun) dengan cara berpura-pura merasa sedang menang (pretend). Jika mereka sekarang mengalami kegagalan, masih ada kesempatan lain untuk meraih hasil yang lebih baik di kemudian hari.
Kurt Cobain, vokalis band Nirvana sekaligus penulis lagu "Smells Like Teen Spirit". (soberrecovery.com) |
She's over-bored and self-assured
Oh no, I know a dirty word
Menurut pengakuan salah seorang sahabat wanita Cobain yang bernama Kathleen Hanna, Cobain mendapat ide untuk membuat lagu dengan judul "Smells Like Teen Spirit" setelah Hanna membuat tulisan "Kurt Smells Like Teen Spirit" (Kurt baunya seperti arwah remaja) di dinding kamar Cobain dengan cat semprot. Hanna membuat tulisan tersebut karena bau tubuh Cobain mirip dengan bau deodoran yang kerap dipakai oleh Tobi Vail, bekas pacar Cobain.
Tanpa disangka oleh Hanna, Cobain menghubungi Hanna 6 bulan kemudian. Ia ingin meminta izin kepada Hanna perihal apakah ia boleh menggunakan tulisan yang dibuat oleh Hanna sebagai judul baru lagunya.
Meskipun merasa bingung, Hanna toh pada akhirnya memberi izin kepada Cobain. Tanpa menyangka kalau kalimat yang ia buat secara asal-asalan tersebut kelak bakal dikenang sebagai salah satu lagu paling fenomenal yang pernah ada.
Dengan melihat informasi di atas, maka kita sedikit banyak bakal mendapatkan gambaran mengenai apa makna yang dikandung oleh 2 bait lirik lagu ini. Sang pelantun lagu alias Cobain ingin mencela bekas pacarnya sendiri sebagai sosok yang gampang bosan & merasa kelewat bangga akan dirinya sendiri (she's over-bored & self-assured). Saking kesalnya, sang pelantun lagu sampai-sampai ingin melontarkan kata kasar (I know a dirty word) yang ditujukan kepadanya.
Reffrain I
Hello, hello, hello, how low
Hello, hello, hello, how low
Hello, hello, hello, how low
Hello, hello, hello
Bagian ini ingin menggambarkan kondisi sang pelantun lagu saat ia sedang merasa sedih & depresi, misalnya karena ia baru saja ditinggalkan pacarnya. Dalam bagian ini, sang pelantun lagu digambarkan sedang berbicara kepada dirinya sendiri.
Ia menegur dirinya sendiri, bagaimana ia nampak begitu terpuruk begitu dalam (hello, how low). Padahal harusnya ia bisa melupakan masalah tersebut & melanjutkan hidupnya seperti sedia kala. Oleh karena itulah, bagian ini mengulang-ulang kalimat yang sama sebanyak beberapa kali. Tujuannya supaya sang pelantun lagu merasa tersindir & akhirnya bersedia untuk bangkit dari kesedihannya.
Reffrain II
With the lights out, it's less dangerous
Here we are now, entertain us
Bagian ini menggambarkan kondisi sang pelantun lagu saat menggelar konser. Saat konser dimulai, lampu-lampu yang ada di sekitar panggung normalnya akan dimatikan (with the lights out) supaya perhatian penonton terfokus pada mereka yang sedang berada di atas panggung.
Selain agar bisa lebih fokus saat melihat konser, ada alasan lain kenapa sang pelantun lagu & penonton menyukai suasana gelap. Mereka berkumpul di kegelapan karena sama-sama ingin mengikuti konser. Mereka berada di sini (here we are now) karena sama-sama menyukai musik.
Mereka merasa lebih aman (it's less dangerous) saat berkumpul di tempat macam ini karena mereka merasa lebih bebas. Saat musik dimulai, mereka bisa ikut bernyanyi & menari. Mereka bisa mengeluarkan semua emosi terpendam mereka selama berlangsungnya konser. Dalam kondisi macam ini, mereka merasa terbebas dari beban hidup & belenggu yang dibuat oleh norma-norma sosial.
Saat konser berlangsung, penonton & sang pelantun lagu berupaya menghibur satu sama lain. Penonton ingin dihibur oleh penampilan terbaik dari sang pelantun lagu. Sementara sang pelantun lagu & rekan-rekan musisinya ingin dihibur oleh reaksi meriah penonton. Intinya, mereka yang berkumpul di tempat ini ingin berkata, "Hiburlah kami semua dengan cara kalian masing-masing!" (entertain us).
Logo resmi band Nirvana. (dazeddigital.com) |
I feel stupid and contagious
Here we are now, entertain us
Dalam hal kehidupan bermasyarakat, adalah hal yang jamak untuk melihat orang-orang yang tidak puas akan diri mereka sendiri karena kerap dianggap remeh oleh orang lain. Misalnya karena ia tidak mendapat jabatan & gaji yang tinggi layaknya orang lain.
Atau bisa juga ia dipandang rendah karena ia tidak memiliki pasangan hidup di saat orang-orang seumurannya sudah memiliki pasangan. Atau kalau untuk mereka yang masih bersekolah, orang tersebut merasa kecewa akan dirinya sendiri karena tidak bisa berprestasi sebaik teman-temannya yang lain.
Hal itu pula yang mungkin dirasakan oleh sang pelantun lagu. Ia merasa kalau dirinya adalah orang yang bodoh (I feel stupid) karena lebih memilih untuk menjadi musisi kendati mereka yang menekuni profesi tersebut belum tentu bisa sukses.
Kalaupun ia pada akhirnya sukses, pandangan negatif masyarakat belum tentu hilang karena masih adanya pola pikir kalau musik - khususnya yang berasal dari genre rock - hanya akan menciptakan generasi muda yang gemar berbuat onar & tidak taat aturan.
Namun sang pelantun lagu tidak peduli. Ia tetap menjalani profesinya ini karena aktivitas macam inilah yang ia sukai. Ia bahkan memandang dirinya sendiri sebagai penyebar racun (contagious) karena ia secara tidak langsung berupaya "menjerumuskan" orang-orang yang menyukai penampilannya supaya bersikap sejalan dengannya. Ia hanya ingin melakukan hal yang ia sukai, sembari menghibur orang-orang yang menikmati nyanyiannya (here we are now, entertain us).
A mulatto, an albino
A mosquito, my libido
Bagian ini merupakan bagian yang paling membingungkan dalam lirik ini karena nampak tidak memiliki maksud yang jelas. Mulatto adalah sebutan untuk orang-orang yang lahir dari hasil pernikahan antara orang kulit putih & kulit hitam. Sementara albino merupakan sebutan untuk mereka yang berkulit amat pucat karena tidak memiliki pigmen.
Kalau menurut pemaknaan versi pertama, kata-kata yang muncul pada kedua bait ini tidak perlu diartikan secara serius karena hanya merupakan hasil penciptaan secara asal-asalan. Kata mulatto, albino, mosquito (nyamuk), & libido (nafsu birahi) mungkin digunakan pada kedua bait ini semata-semata karena keempat kata tersebut memiliki 3 suku kata & akhiran -o, sehingga kata-kata tersebut terasa mudah diingat sekaligus mudah dinyanyikan.
Kalau menurut pemaknaan versi kedua, kata mulatto, albino, mosquito, & libido digunakan karena ketiga hal tadi dipandang sebagai hal yang tabu dalam masyarakat umum. Dalam sejarahnya, golongan mulatto pada awalnya kerap menjadi korban diskriminasi di Benua Amerika karena mereka yang berkulit gelap dipandang sebagai golongan miskin & keturunan budak.
Golongan albino di lain pihak tidak bisa hidup secara normal dalam masyarakat karena mereka tidak tahan terhadap paparan cahaya matahari. Sementara nyamuk dipandang sebagai hewan yang mengganggu karena kebiasaannya menghisap darah & menyebarkan penyakit.
Kalau untuk kasus libido, libido normalnya bukan hal yang bakal dibicarakan di tempat umum karena mereka yang gemar membicarakan libido bakal dicap sebagai orang gila seks & tidak tahu sopan santun.
Dengan melihat kombinasi dari keempat kata tersebut, maka sang pelantun lagu pada intinya ingin berkata bahwa serendah apapun posisi seseorang di masyarakat, mereka tidak akan dikucilkan dalam pertunjukan musik ini. Pasalnya semua yang ada di tempat pertunjukan ini berkumpul karena merasa sama-sama sedang dikucilkan oleh masyarakat. Mereka berkumpul di tempat ini untuk melepaskan rasa frustrasinya, sekaligus menunjukkan kesamaan minat mereka akan musik & hiburan.
Band Nirvana dalam konser di tahun 1993. (matamatamusik.com) |
Bagian II
I'm worse at what I do best
And for this gift, I feel blessed
Our little group has always been
And always will until the end
Bagian ini menggambarkan bagaimana sang pelantun lagu merasa pesimis sekaligus optimis dengan kemampuannya sendiri. Sudah disinggung di bagian sebelumnya kalau sang pelantun lagu merasa kalau kemampuannya dalam bernyanyi justru dipandang secara negatif oleh kalangan umum. Akibatnya, ia pun merasa bahwa semakin lama ia menekuni keahliannya di bidang musik (at what I do best), maka pandangan masyarakat kepada dirinya hanya semakin buruk (I'm worse).
Namun sang pelantun lagu memutuskan untuk bersikap masa bodoh. Baginya, yang terpenting adalah menghibur orang-orang yang bersedia menghargai bakat & kecintaannya di bidang musik. Itulah sebabnya ia tetap merasa bersyukur akan kemampuannya (for this gift, I feel blessed).
Bait berikutnya ingin menunjukkan bagaimana sang pelantun lagu akhirnya memutuskan untuk mengambil sikap yang tegas. Jika masyarakat umum tidak mau mengubah pandangan negatif yang ditujukan kepada dirinya, maka sang pelantun lagu pun lebih memilih untuk menjauh dari masyarakat & menetap bersama orang-orang yang menyukai bakatnya.
Jumlah orang yang menyukai hasil karya & penampilannya mungkin tidak banyak. Namun karena mereka memiliki kesetiaan & solidaritas yang kuat, sang pelantun lagu pun merasa betah saat harus berlama-lama dengan mereka. Demi membayar kepercayaan yang sudah mereka berikan, sang pelantun lagu berikrar supaya ia & para pendukungnya bisa tetap bersama-sama selama mungkin (our little group has always been & always will until the end).
Reffrain I
Reffrain II
(lihat kembali bagian yang berjudul serupa)
Bagian III
And I forget just why I taste
Oh yeah, I guess it makes me smile
I found it hard, it's hard to find
Oh well, whatever, never mind
Bagian ini ingin menjelaskan bagaimana kesan sang pelantun lagu mengenai kehidupannya selama ini. Ia mengakui kalau hidup sambil dikucilkan & dipandang negatif bukanlah hal yang mudah. Ia juga mengakui kalau tampil maksimal & membuat penggemarnya senantiasa terhibur bukanlah hal yang mudah (I found it hard, it's hard to find).
Namun karena pada dasarnya sang pelantun lagu merupakan orang yang penuh semangat & merasa berhutang budi kepada para penggemarnya, ia pun memutuskan untuk mengabaikan segala rintangan tersebut (oh well, whatever, never mind).
Saking campur aduknya perasaan sang pelantun lagu karena menjadi sosok yang dipuja sekaligus dibenci, ia pun merasa bingung saat harus mendeskripsikan perasaannya (I forget just why I taste). Namun karena rasa senang yang didapatnya jauh melebihi rasa kecewa, ia pun memutuskan untuk menjalani kehidupannya ini dengan penuh senyuman & rasa optimis (I guess it makes me smile).
Reffrain I
Reffrain II
(lihat kembali bagian yang berjudul serupa)
A denial (9X)
Di bagian ini, sang pelantun lagu ingin menyindir orang-orang yang selama ini memandang negatif dirinya. Lepas dari segala hal buruk yang ia terima, nyatanya ia bisa tetap bertahan dengan pilihan hidupnya untuk menekuni hal yang ia sukai. Bahkan ia berhasil mendapatkan sejumlah teman & penggemar baru dalam prosesnya.
Atas dasar itulah, sang pelantun lagu pun mulai berani menyerang balik orang-orang yang selama ini membencinya. Ia ingin berkata bahwa meskipun para pembencinya berusaha sudah sekuat tenaga untuk menjatuhkan semangat sang pelantun lagu, mereka tetap tidak bisa menyangkal (denial) kalau sang pelantun lagu memang memiliki bakat & bisa menggapi kesuksesan dengan pilihan hidupnya yang sekarang ini. - © Rep. Eusosialis Tawon
SUMBER-SUMBER YANG MEMBANTU
Burt, K.. 2021. "Why Black Widow’s Smells Like Teen Spirit Cover Works".
(www.denofgeek.com/movies/black-widow-smells-like-teen-spirit-cover-malia-j/)
Dictionary.com. "Mulatto".
(www.dictionary.com/browse/mulatto)
History.com. 2009. "Grunge rock icon Kurt Cobain dies by suicide".
(www.history.com/this-day-in-history/kurt-cobain-commits-suicide)
Songfacts. "Smells Like Teen Spirit by Nirvana".
(www.songfacts.com/facts/nirvana/smells-like-teen-spirit)
Song Meanings. "Nirvana - Smells Like Teen Spirit Lyrics".
(songmeanings.com/songs/view/3995/)
Wikipedia. "Nirvana (band)".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Nirvana_%28band%29&oldid=1034586145)
Wikipedia. "Smells Like Teen Spirit".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Smells_Like_Teen_Spirit&oldid=1034728341)
TAUTAN EKSTERNAL
Lirik lagu Nirvana - Smells Like Teen Spirit
Video klik Nirvana - Smells Like Teen Spirit
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Terimakasih
BalasHapus