Hwacha yang sedang menembakkan panah roketnya. (thefewgoodmen.com) |
Roket adalah sebutan untuk benda berbentuk menyerupai tabung yang bisa meluncur cepat sambil memancarkan ekor berapi. Benda ini merupakan benda yang amat lazim dijumpai di dunia militer karena banyak senjata yang dilengkapi dengan roket supaya bisa meluncur secepat mungkin untuk menghantam sasarannya.
Roket sepintas terlihat sebagai benda yang canggih & baru ada pada era modern. Faktanya, penggunaan roket sebagai senjata aslinya sudah dikenal di Cina sejak abad ke-13. Roket pada masa itu merupakan anak panah yang dipasangi dengan tabung berisi bubuk mesiu.
Saat bagian belakang tabung disulut dengan api, bubuk mesiu yang ada di dalamnya akan meledak & menciptakan daya dorong ke depan. Dampaknya, anak panah yang menjadi tempat menempelnya tabung tersebut akan melaju lebih cepat & lebih jauh dibandingkan anak panah biasa.
Kelebihan dari panah roket belum berhenti sampai di sana. Senjata ini juga bisa digunakan untuk membakar pasukan musuh karena saat anak panahnya sudah mengenai sasaran, api yang dipancarkan oleh tabung berisi mesiu akan ikut menjalar ke sasarannya. Suara ledakan yang ditimbulkan oleh panah roket juga memberikan efek gentar & tekanan psikologis tersendiri bagi pasukan musuh.
Ilustrasi prajurit Cina yang hendak menyalakan panah roket. (wasfun.weebly.com) |
HWACHA & TEKNIK PENGGUNAANNYA
Karena panah roket terbukti merupakan senjata yang ampuh, penggunaan senjata ini kemudian menyebar ke luar Cina. Dinasti Joseon Korea yang lokasinya bertetangga langsung dengan Cina adalah salah satu negara yang pernah mengadopsi senjata panah roket. Dengan memakai panah roket sebagai elemen utamanya, bangsa Korea menciptakan senjata baru yang bernama "hwacha".
Hwacha adalah senjata berupa kereta kayu yang bisa meluncurkan panah roket dalam jumlah yang amat banyak. Dalam bahasa Korea, kata "hwacha" berarti "kereta api" (fire cart). Hwacha bisa melepaskan 200 panah roket dalam sekali tembak, di mana masing-masing anak panah ukurannya bisa mencapai 1 meter lebih.
Hwacha memiliki jarak tembak maksimum 500 meter. Namun jarak sejauh itu hanya bisa dicapai jika panah yang ditembakkan oleh hwacha adalah jenis panah yang berbobot ringan. Jika anak panah hwacha diganti dengan anak panah yang lebih berat, jarak tembak optimal hwacha menurun hingga tinggal 150 meter. Namun sebagai gantinya, panah tersebut cukup kuat untuk menembus lapisan tameng & baju zirah.
Panah roket hwacha / shingijeon dalam beragam ukuran. (Worldantiques / wikimedia.org) |
Hwacha terdiri dari gerobak kayu beroda 2 yang bagian depannya dilengkapi dengan lubang-lubang kecil untuk memasang panah roket (atau "singijeon" kalau dalam bahasa Korea). Karena gerobak hwacha hanya dilengkapi dengan 2 buah roda, sudut tembak hwacha bisa diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
Jika pengguna hwacha ingin menembakkan senjatanya ke arah atas, maka ia hanya perlu memiringkan kereta hwacha hingga bagian belakang / bagian pegangan gerobaknya menyentuh tanah. Posisi macam ini lazimnya digunakan jika pengguna hwacha ingin menembakkan senjatanya sejauh mungkin.
Hwacha yang sedang menembakkan panah roketnya ke arah atas. |
Berkat efek gravitasi, saat panah roket yang ditembakkan oleh hwacha sudah mencapai ketinggian maksimum, panah roket tersebut kemudian akan melayang jatuh ke arah bawah & menusuk apapun yang ada di bawahnya.
Jika pengguna hwacha ingin menembakkan senjatanya ke arah depan, bagian belakang kereta hwacha akan dipasangi dengan ganjalan kayu supaya bagian depan kereta hwacha tidak lagi mendongak ke atas, tapi menghadap lurus ke arah depan.
Posisi macam ini biasanya digunakan jika pengguna hwacha ingin menembak musuh yang berada tepat di depannya & jaraknya tidak begitu jauh. Posisi serupa juga digunakan oleh pengguna hwacha jika ia kebetulan sedang berada di tempat tinggi (misalnya di atas tembok benteng) & ia ingin menembakkan senjatanya ke arah pasukan musuh yang sedang berkumpul di bawah.
Hwacha yang bagian belakangnya dipasangi pengganjal supaya panah roketnya meluncur ke arah depan. (reddit.com) |
AWAL MULA TERCIPTANYA HWACHA
Hwacha diperkirakan pertama kali tercipta pada abad ke-14. Pada awalnya, pemerintah Joseon ingin menciptakan senjata yang bisa meluncurkan panah roket. Kendalanya adalah, pemerintah Ming Cina pada waktu itu bersikap sangat protektif akan persediaan bubuk mesiu miliknya.
Kendati pemerintah Ming & Joseon memiliki hubungan yang cukup dekat, pemerintah Ming menolak membeberkan informasi mengenai teknik pembuatan bubuk mesiu. Pasalnya pemerintah Ming khawatir kalau pengetahuan mengenai cara membuat bubuk mesiu kelak malah dimanfaatkan oleh musuh-musuh Ming.
Gagal mendapatkan informasi dari Cina mengenai cara membuat bubuk mesiu, ilmuwan Joseon yang bernama Choe Mu Seon kemudian melakukan aneka macam percobaan secara mandiri. Hasilnya, setelah berjuang selama 20 tahun, Choe akhirnya berhasil menciptakan bubuk mesiunya sendiri dengan menggunakan bahan potasium nitrat, sulfur, & bubuk batu bara.
Sukses menciptakan bubuk mesiu secara mandiri, Choe dengan dukungan pemerintah Joseon kemudian menciptakan aneka macam persenjataan berbasis mesiu seperti meriam, senapan, & hwacha. Dengan bermodalkan aneka macam persenjataan baru tersebut, pasukan Joseon berhasil menghalau kawanan bajak laut Jepang yang kerap menyerang kapal-kapal dagang Joseon pada abad ke-14.
BERJASA DALAM MEREDAM INVASI JEPANG
Tahun 1592, Kerajaan Joseon terjerumus ke dalam Perang Imjin setelah pasukan Jepang melancarkan invasi besar-besaran ke Semenanjung Korea. Dalam perang inilah, hwacha kembali menunjukkan kehebatannya. Berkat jarak tembaknya yang begitu jauh & kemampuannya menembakkan anak panah berdaya ledak tinggi dalam jumlah yang amat banyak, hwacha menjadi senjata yang begitu penting bagi pasukan Joseon Korea.
Contoh dari kehebatan hwacha dapat dilihat pada Pertempuran Haengju yang terjadi pada bulan Februari 1593. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Jepang yang jumlahnya 10 kali lebih banyak melakukan penyerbuan ke benteng Haengju. Namun berkat penggunaan hwacha, pasukan Jepang berhasil dipukul mundur dalam pertempuran tersebut.
Pasukan Joseon yang sedang mengoperasikan hwacha dalam Pertempuran Haengju. (Wayne Reynolds) |
Hwacha bukan hanya bisa digunakan di atas daratan. Karena senjata ini dilengkapi dengan roda & memiliki ukuran yang tidak begitu besar, hwacha bisa dibawa ke atas kapal dengan mudah. Saat sudah ditempatkan di bagian samping kapal, hwacha kemudian bisa digunakan untuk menembaki kapal-kapal musuh dari jarak yang aman.
Pasca berakhirnya Perang Imjin dengan kemenangan Joseon, hwacha tetap digunakan oleh pasukan Joseon untuk keperluan pertahanan. Namun seiring berjalannya waktu, seiring dengan semakin meningkatnya akurasi & jarak tembak meriam, penggunaan hwacha secara perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Hwacha terakhir kali digunakan sebagai senjata pada abad ke-19.
Meskipun hwacha sudah tidak lagi digunakan di masa kini, senjata ini tetap meninggalkan kesan positif yang amat kuat bagi masyarakat Korea. Pasalnya selain berjasa dalam melindungi Korea dari ancaman bangsa asing, hwacha juga menjadi contoh mengenai bagaimana kreatifnya bangsa Korea dalam mengembangkan senjata di masa lampau. - © Rep. Eusosialis Tawon
REFERENSI
De Luca, L.T.. 2017. "Highlights of Solid Rocket Propulsion History".
(www.researchgate.net/profile/Luigi-Deluca/publication/306325004_Highlights_of_Solid_Rocket_Propulsion_History/links/5ecd9af592851c9c5e5f5136/Highlights-of-Solid-Rocket-Propulsion-History.pdf?origin=publication_detail)
KBS World. 2010. "Choi Mu-Seon, a Hero Who Invented Gunpowder for the First Time in Korean History".
(world.kbs.co.kr/service/contents_view.htm?lang=e&menu_cate=history&id=&board_seq=59773&page=15&board_code=korean_story)
Korean National Culture Encyclopedia. "Wagon".
(enc-daum-net.translate.goog/encyclopedia/view/14XXE0064882?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=en&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp)
Mingren, W.. 2016. "The Powerful Hwacha: An Early Korean Rocket Launcher".
(www.ancient-origins.net/artifacts-ancient-technology/powerful-hwacha-early-korean-rocket-launcher-005759?nopaging=1)
Roblin, S.. 2017. "The Long History of Korea’s Missile Program".
(warisboring.com/48849-2/)
Weapons and Warfare. 2016. "Hwacha".
(weaponsandwarfare.com/2016/05/19/hwacha/)
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Bisa dibilang ini nenel moyangnya Katyusha
BalasHapus