Climaciella brunnea. (Katja Schulz / flickr.com) |
Climaciella brunnea adalah nama dari sejenis serangga yang wujudnya terlihat seperti gabungan antara tawon & belalang sembah. Pasalnya seperti halnya tawon, C. brunnea memiliki tubuh yang ramping & berwarna loreng-loreng kuning serta cokelat gelap. Namun seperti halnya belalang sembah / cengcorang, C. brunnea memiliki leher yang panjang & kaki depan yang besar. Kaki depan tersebut juga senantiasa nampak berada dalam posisi ditekuk layaknya kaki depan belalang sembah.
Lepas dari penampilannya tersebut, ternyata C. brunnea bukanlah tawon maupun belalang sembah. Dalam klasifikasi ilmiah, C. brunnea dikategorikan sebagai sejenis lalat bersayap besar dalam ordo Neuroptera. Itulah sebabnya C. brunnea juga dikenal dengan nama "lalat belalang sembah tawon" (wasp mantidfly).
C. brunnea tidak digolongkan sebagai tawon karena tawon memiliki pinggang & kaki depan yang kecil, sementara C. brunnea memiliki pinggang & kaki depan yang besar. C. brunnea juga tidak digolongkan sebagai sejenis belalang sembah karena belalang sembah menjalani metamorfosis tidak sempurna & memiliki 2 pasang sayap. Sementara C. brunnea menjalani metamorfosis sempurna & hanya memiliki 1 pasang sayap.
C. brunnea bisa menakut-nakuti musuhnya dengan cara menekuk abdomennya ke depan. (Ilona Loser / wikimedia.org) |
C. brunnea memiliki wujud menyerupai tawon sebagai cara untuk mengelabui musuhnya. Jika C. brunnea merasa terancam, ia akan menegakkan sayapnya sambil menekuk abdomennya ke depan. Karena gestur tersebut terlihat menyerupai gestur tawon sungguhan yang hendak menyengat, hewan yang tadinya hendak memakan C. brunnea diharapkan akan langsung membatalkan niatnya.
Meskipun memiliki warna & perilaku menyerupai tawon, C. brunnea bukanlah hewan yang berbahaya bagi manusia karena hewan ini aslinya tidak memiliki sengat ataupun racun. Dalam ilmu biologi, metode pertahanan diri dengan cara meniru warna & perilaku hewan yang berbahaya dikenal dengan sebutan "mimikri Batesian" (Batesian mimicry). C. brunnea juga bisa menggunakan sayapnya untuk terbang menjauhi musuhnya.
KAKI DEPAN PENCABUT NYAWA
C. brunnea hanya dapat ditemukan di Benua Amerika Utara & Tengah. Tepatnya mulai dari Kanada hingga Kosta Rika. Habitat favorit mereka adalah padang rumput yang pohonnya tidak terlalu banyak. Mereka biasanya dapat ditemukan bertengger pada tanaman kecil & bunga.
C. brunnea tergolong sebagai serangga berukuran kecil karena panjang tubuh maksimumnya hanya mencapai 3 cm. Mereka adalah hewan omnivora yang berarti mereka mau memakan daging maupun tanaman. Material tanaman yang dimakan oleh C. brunnea mencakup nektar & getah pohon. Itulah sebabnya hewan ini sering terlihat bertengger di dekat bunga.
Saat ingin memakan daging, C. brunnea akan menggunakan teknik berburu yang serupa dengan teknik berburu belalang sembah sungguhan. Ketika ada serangga yang melintas di dekatnya, C. brunnea akan menyergap serangga tersebut dengan kaki depannya, lalu memakannya.
C. brunnea pada dasarnya mau memakan hewan apapun selama hewan tersebut berukuran lebih kecil darinya. Entah itu ulat, belalang, kutu daun, & bahkan lalat belalang sembah lainnya.
LARVANYA GEMAR MENEROR LABA-LABA
C. brunnea menjalani metamorfosis sempurna yang berarti hewan ini menjalani 4 fase dalam siklus hidupnya. Keempat fase tersebut adalah fase telur, larva, kepompong, & serangga dewasa. Perkawinan antara C. brunnea jantan & betina diyakini terjadi di dekat bunga. Saat betina sudah kawin, betina kemudian akan pergi untuk mengeluarkan telur-telurnya.
Telur C. brunnea berbentuk lonjong menyerupai beras dengan rambut kecil pada salah satu ujungnya. Apa yang terlihat menyerupai rambut tersebut aslinya adalah semacam tangkai supaya telur C. brunnea bisa melekat di permukaan benda lain tanpa jatuh.
Larva C. brunnea memiliki pola hidup menyerupai hewan parasit. Mula-mula, C. brunnea betina akan menaruh telurnya di dekat kantong telur laba-laba (kokon). Jika C. brunnea betina gagal menemukan kokon laba-laba, betina akan menaruh telurnya di lokasi yang kerap dilintasi oleh laba-laba betina.
Jika betina menaruh telurnya di dekat kokon laba-laba, maka larva yang baru menetas kemudian akan masuk ke dalam kokon tersebut. Sesudah berada di dalam, larva akan memakan telur laba-laba hingga tubuhnya cukup besar untuk berubah wujud menjadi kepompong.
Namun jika larva menetas saat tidak ada kokon di dalamnya, larva akan menempel pada tubuh laba-laba & kemudian menghisap darahnya. Karena laba-laba memiliki penglihatan yang buruk, laba-laba tidak bisa melepaskan larva dari tubuhnya. Jika laba-laba tadi akhirnya bertelur & membuat kokon, larva akan melepaskan diri dari tubuh laba-laba & kemudian masuk ke dalam kokon untuk memakan telur laba-laba.
Larva yang ukurannya sudah cukup besar akan berubah wujud menjadi kepompong. Kepompong C. brunnea bentuknya menyerupai serangga dewasa, namun dengan sayap yang belum terlihat. Sesudah beberapa lama, kepompong tersebut akan pecah & C. brunnea dewasa keluar dari dalamnya.
Di habitat liarnya, C. brunnea dewasa biasanya baru menampakkan diri pada bulan Mei hingga Agustus. Pasalnya periode tersebut termasuk dalam musim semi & musim panas waktu setempat. C. brunnea jantan memiliki usia yang lebih pendek dibandingkan betina. Jika pejantan usianya hanya beberapa hari pada musim semi, maka betina bisa hidup selama beberapa minggu hingga berakhirnya musim panas. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Famili : Mantispidae
Genus : Climaciella
Spesies : Climaciella brunnea
REFERENSI
Cotinis, dkk.. 2009. "Species Climaciella brunnea - Brown Wasp Mantidfly". (bugguide.net/node/view/4825)
Missouri Department of Conservation. "Mantidflies (Mantis Flies)". (mdc.mo.gov/discover-nature/field-guide/mantidflies-mantis-flies)
Walker, J.. "Wasp Mantdfly". (entomology.umn.edu/wasp-mantidfly)
KAKI DEPAN PENCABUT NYAWA
C. brunnea hanya dapat ditemukan di Benua Amerika Utara & Tengah. Tepatnya mulai dari Kanada hingga Kosta Rika. Habitat favorit mereka adalah padang rumput yang pohonnya tidak terlalu banyak. Mereka biasanya dapat ditemukan bertengger pada tanaman kecil & bunga.
C. brunnea tergolong sebagai serangga berukuran kecil karena panjang tubuh maksimumnya hanya mencapai 3 cm. Mereka adalah hewan omnivora yang berarti mereka mau memakan daging maupun tanaman. Material tanaman yang dimakan oleh C. brunnea mencakup nektar & getah pohon. Itulah sebabnya hewan ini sering terlihat bertengger di dekat bunga.
C. brunnea yang sedang memakan ulat. (Mike & Dorothy McKenney / owlcation.com) |
Saat ingin memakan daging, C. brunnea akan menggunakan teknik berburu yang serupa dengan teknik berburu belalang sembah sungguhan. Ketika ada serangga yang melintas di dekatnya, C. brunnea akan menyergap serangga tersebut dengan kaki depannya, lalu memakannya.
C. brunnea pada dasarnya mau memakan hewan apapun selama hewan tersebut berukuran lebih kecil darinya. Entah itu ulat, belalang, kutu daun, & bahkan lalat belalang sembah lainnya.
LARVANYA GEMAR MENEROR LABA-LABA
C. brunnea menjalani metamorfosis sempurna yang berarti hewan ini menjalani 4 fase dalam siklus hidupnya. Keempat fase tersebut adalah fase telur, larva, kepompong, & serangga dewasa. Perkawinan antara C. brunnea jantan & betina diyakini terjadi di dekat bunga. Saat betina sudah kawin, betina kemudian akan pergi untuk mengeluarkan telur-telurnya.
Telur C. brunnea berbentuk lonjong menyerupai beras dengan rambut kecil pada salah satu ujungnya. Apa yang terlihat menyerupai rambut tersebut aslinya adalah semacam tangkai supaya telur C. brunnea bisa melekat di permukaan benda lain tanpa jatuh.
Telur C. brunnea. (Mark Fox / bugguide.net) |
Larva C. brunnea memiliki pola hidup menyerupai hewan parasit. Mula-mula, C. brunnea betina akan menaruh telurnya di dekat kantong telur laba-laba (kokon). Jika C. brunnea betina gagal menemukan kokon laba-laba, betina akan menaruh telurnya di lokasi yang kerap dilintasi oleh laba-laba betina.
Jika betina menaruh telurnya di dekat kokon laba-laba, maka larva yang baru menetas kemudian akan masuk ke dalam kokon tersebut. Sesudah berada di dalam, larva akan memakan telur laba-laba hingga tubuhnya cukup besar untuk berubah wujud menjadi kepompong.
Namun jika larva menetas saat tidak ada kokon di dalamnya, larva akan menempel pada tubuh laba-laba & kemudian menghisap darahnya. Karena laba-laba memiliki penglihatan yang buruk, laba-laba tidak bisa melepaskan larva dari tubuhnya. Jika laba-laba tadi akhirnya bertelur & membuat kokon, larva akan melepaskan diri dari tubuh laba-laba & kemudian masuk ke dalam kokon untuk memakan telur laba-laba.
Larva C. brunnea yang menempel pada punggung laba-laba. (Mike & Dorothy McKenney / owlcation.com) |
Larva yang ukurannya sudah cukup besar akan berubah wujud menjadi kepompong. Kepompong C. brunnea bentuknya menyerupai serangga dewasa, namun dengan sayap yang belum terlihat. Sesudah beberapa lama, kepompong tersebut akan pecah & C. brunnea dewasa keluar dari dalamnya.
Di habitat liarnya, C. brunnea dewasa biasanya baru menampakkan diri pada bulan Mei hingga Agustus. Pasalnya periode tersebut termasuk dalam musim semi & musim panas waktu setempat. C. brunnea jantan memiliki usia yang lebih pendek dibandingkan betina. Jika pejantan usianya hanya beberapa hari pada musim semi, maka betina bisa hidup selama beberapa minggu hingga berakhirnya musim panas. - © Rep. Eusosialis Tawon
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Famili : Mantispidae
Genus : Climaciella
Spesies : Climaciella brunnea
REFERENSI
Cotinis, dkk.. 2009. "Species Climaciella brunnea - Brown Wasp Mantidfly". (bugguide.net/node/view/4825)
Missouri Department of Conservation. "Mantidflies (Mantis Flies)". (mdc.mo.gov/discover-nature/field-guide/mantidflies-mantis-flies)
Walker, J.. "Wasp Mantdfly". (entomology.umn.edu/wasp-mantidfly)
COBA JUGA HINGGAP KE SINI...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar